Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Emisi Obligasi Rp800 Miliar, Begini Profil Kredit & Portofolio PPRO

PT PP Properti Tbk. akan kembali menerbitkan obligasi dengan nilai Rp800 miliar pada Februari 2019.
Direktur Operasi PT PP Properti Jababeka Residence Awanu Alfan (dari kiri) bersama Dirut PT Grahabuana Cikarang Sutedja Sidarta Darmono, Dirut PT PP Properti Jababeka Residence Harris Amin Singgih, dan Direktur Realti PT PP Properti Tbk Galih Saksono, mengamati maket pengembangan Little Tokyo, di Jakarta, Kamis (19/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Operasi PT PP Properti Jababeka Residence Awanu Alfan (dari kiri) bersama Dirut PT Grahabuana Cikarang Sutedja Sidarta Darmono, Dirut PT PP Properti Jababeka Residence Harris Amin Singgih, dan Direktur Realti PT PP Properti Tbk Galih Saksono, mengamati maket pengembangan Little Tokyo, di Jakarta, Kamis (19/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—PT PP Properti Tbk. akan kembali menerbitkan obligasi dengan nilai Rp800 miliar pada Februari 2019.

Berdasarkan informasi dari Indo Premier Sekuritas yang dikutip Minggu (27/1/2019), masa penawaran awal instrumen ini sudah berakhir pada Senin (21/1/2019) lalu. Selanjutnya, masa penawaran umum akan digelar pada 7-12 Februari 2019.

Obligasi ini ditargetkan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 18 Februari 2019.Instrumen ini bernama Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 dan diterbitkan dalam 1 seri, yakni tenor 3 tahun. Indikasi tingkat kupon yang ditawarkan yakni antara 10,50% hingga 11,00% per tahun.

Instrumen ini memperoleh peringkat BBB+ (idn) dari Fitch Rating Indonesia. Obligasi ini diterbitkan dengan harga penawaran sebesar 100% dari nilai nominalnya. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan.

Mengutip dari Bloomberg, Selasa (22/1/2019), Fitch menyampaikan, PPRO berencana untuk menggunakan sekitar 44% dari hasil penerbitan untuk keperluan modal kerja, sekitar 46% untuk pembayaran pembebasan tanah dan investasi lainnya, dan 10% sisanya untuk keperluan refinancing utang.

Fitch juga menyematkan peringkat nasional jangka panjang BBB untuk PPRO yang didasarkan pada profil kredit mandiri. Peringkat ini mencerminkan rekam jejak yang baik dalam pengembangan bertingkat tinggi dengan proyek-proyek di lokasi strategis.

Portofolio PPRO mencakup 48 proyek di sejumlah kota besar di Indonesia, terutama di Jawa yang berpenduduk padat. Produk-produk PPRO menargetkan kelas menengah ke bawah, yang mendukung peringkatnya karena Fitch percaya bahwa demografi ini adalah pendorong utama permintaan perumahan di Indonesia.

Sepanjang 9 bulan 2018, marketing sales PPRO cukup kuat, didorong oleh kontribusi penjualan apartmen sebesar Rp3 triliun. Fitch menilai, PPRO bakalan mencatatkan keuntungan untuk kinerja jangka menengah.

PPRO akan meluncurkan beberapa proye dalam dua tahun ke depan yang dapat mendiversifikasi presales, dengan tujuan memaksimalkan landbank yang ada.

Proyek PPRO tersebar di kota-kota dengan pertumbuhan tinggi di seluruh Indonesia. Sebagian besar proyeknya berada di kota-kota di Jawa, seperti wilayah Jabodetabek, Surabaya, Semarang, dan Malang. Kebijakan PPRO adalah mengembangkan proyek di lokasi strategis dengan akses yang baik atau dekat universitas.

Grand Kamala Lagoon di Bekasi berjarak 30 km dari Jakarta Pusat dan ini menjadi proyek jangka menengah panjang. Selain itu, proyek-proyek high-end PPRO adalah Grand Sungkono Lagoon (GSL) dan Grand Shamaya (GSM), berada di pusat kota Surabaya.

GSL dan GSM adalah satu-satunya apartemen high-end utama dalam portofolio PPRO yang ditargetkan untuk kelas menengah ke atas. Fitch melihat risiko pada segmen ini karena permintaan didorong oleh investor dan spekulator, yang telah menyebabkan lonjakan harga jual rata-rata. Akan tetapi, permintaan pada segmen ini telah turun karena investor mencoba merealisasikan keuntungan dari investasi mereka.

Namun, untuk beberapa proyek PPRO, seperti GSL dan GSM, terus membukukan penjualan dengan baik karena lokasi yang strategis dan memiliki pembeli yang tersegmentasi.

Untuk segmen pendapatan menengah, dan rendah, PPRO menyasar proyek perumahan di luar Jakarta. Fitch percaya segmen ini adalah pendorong utama perumahan permintaan di Indonesia dan kemungkinan akan mengungguli sektor properti yang lebih luas.

Saat ini, saham emtien dengan kode saham PPRO ini dimiliki oleh BUMN PT PP (Persero) Tbk. sebanyak 64,96%. Sisanya dimiliki oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (8,85%), PT Asabri (Persero) (5,33%), dan masyarakat (20,86%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fahmi Achmad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper