Bisins.com, JAKARTA – Bursa saham eropa memperpanjang penurunan pada perdagangan Selasa (22/1/2019) karena kekhawatiran pertumbuhan membebani pasar global, sementara kinerja UBS Swiss menyeret sektor perbankan.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,36% atau 1,27 poin ke level 355,09, sedangkan indeks DAX Jerman juga melemah 0,4% dan FTSE MIB Italia turun 1% karena serangkaian laporan kinerja emiten menguatkan sentimen penghindaran risiko.
Harga minyak mentah juga melemah setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global dan sebuah survei yang menunjukkan meningkatnya pesimisme di antara para pemimpin bisnis.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februariditutup melemah US$1,23 ke US$52,27 di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 27 Desember.
Sementara itu, Brent untuk kontrak Maret turun US$1,24 ke level US$61,50 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Analis Mediobanca mengatakan kepada klien mereka bahwa proyeksi IMF tidak menandakan penurunan yang akan segera terjadi, meskipun meningkatnya ketegangan perdagangan dan memburuknya kondisi keuangan merupakan risiko utama bagi prospek bersama, ditambah dengan potensi no-deal Brexit dan perlambatan ekonomi China yang lebih besar dari perkiraan.
Saham UBS melemah 3,2% setelah laba kuartal keempat bank tersebut mengirim kegelisahan di sektor finansial, yang tengah berjuang untuk pulih setelah kehilangan hampir 30% di tahun 2018.
Indeks perbankan Eropa turun 1%, dengan HSBC, BNP Paribas dan Santander turun antara 1,2% hingga 2,7%.
Di Milan, Telecom Italia membebani indeks FTSE MIB setelah anjlok 6,2% karena ketidakpastian atas opsi strategis tumbuh menyusul dorongan regulator terhadap rencana untuk memisahkan jaringan telepon rumah perusahaan.
Di sisi lain, saham Hugo Boss melonjak 5,2% setelah memperkirakan ekspansi lebih lanjut tahun ini menyusul kenaikan pertumbuhan penjualan pada akhir 2018.
"Hugo Boss melihat akhir yang solid untuk tahun ini dengan penjualan kuartal IV yang sedikit di atas ekspektasi berkat apa yang tampak seperti pengembangan bisnis wholesale yang lebih kuat," tulis analis Berenberg, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, permintaan atas cognag di China yang tak terpadamkan mendorong produsen minuman beralkohol Prancis, Remy Cointreau, memberikan pendapatan kuartal ketiga yang lebih kuat dari yang diperkirakan, namun saham dengan cepat jatuh ke zona merah setelah awal yang positif.
"Kami berharap investor bereaksi positif terhadap kinerja kuartal III, tetapi kekhawatiran tentang tren penurunan selama Tahun Baru China yang akan datang akan melunakkan antusiasme," tulis analis UBS.