Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.221, Rupiah Rebound di Pasar Spot

Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.221 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (22/1/2019).
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.221 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (22/1/2019).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.221 per dolar AS, melemah tipis 9 poin atau 0,06% dari posisi Rp14.212 pada Senin (21/1).

Meski demikian, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 29 poin atau 0,20% ke level Rp14.198 per dolar AS pada pukul 10.33 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.198-Rp14.228 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai rebound dari pelemahannya ketika dibuka terapresiasi 18 poin atau 0,13% di level Rp14.209 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (21/1), nilai tukar rupiah ditutup terdepresiasi 49 poin atau 0,35% di level Rp14.227 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun tipis 0,022 poin atau 0,02% ke level 96,314 pada pukul 10.24 WIB.

Indeks dolar tergelincir ke zona merah setelah dibuka naik hanya 0,001 poin di level 96,337. Adapun pada perdagangan Senin (21/1) indeks dolar berakhir flat di posisi 96,336.

Namun pada dasarnya dolar AS tetap bergerak di kisaran level tertingginya dalam 2 pekan terhadap sejumlah mata uang utama, setelah perlambatan ekonomi China ke posisi terendah 28 tahun membangkitkan kembali kekhawatiran investor atas pertumbuhan global, sehingga mendukung mata uang safe haven.

Semalam, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global 2019 dan 2020, mengutip perlambatan yang lebih besar dari yang diperkirakan di China dan Zona Euro. Selain itu, kegagalan untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan dapat semakin mengganggu kestabilan ekonomi global.

Kekhawatiran tersebut muncul ketika Laporan Biro Statistik Nasional China (NBS) pada Senin (21/1/2019) mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) China naik 6,4% pada kuartal IV/2018 dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu menjadi laju paling lamban sejak krisis keuangan 2009, juga lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 6,5% pada kuartal sebelumnya.

Sepanjang tahun 2018, pertumbuhan ekonomi China memperlihatkan kondisi perlambatan yang sama dengan pada 1990. Biro Statistik Nasional China mengumumkan ekonomi China tumbuh 6,6% secara tahunan sepanjang 2018. 

Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)   

22 Januari

14.221

21 Januari

14.212

18 Januari

14.182

17 Januari

14.158

16 Januari

14.154

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper