Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Tahan Bunga Acuan, Rupiah Tertekan Dolar AS

Putusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan belum mampu mengangkat tenaga rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Putusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan belum mampu mengangkat tenaga rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Kamis (17/1/2019).

Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (17/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 64 poin atau 0,45% di level Rp14.192 per dolar AS, dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (16/1), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berakhir terdepresiasi 38 poin atau 0,27% di level Rp14.128 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai berlanjut ketika dibuka terdepresiasi 6 poin atau 0,04% di level Rp14.134 per dolar AS pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp14.133 – Rp14.201 per dolar AS.

Depresiasi rupiah hari ini juga mengantarnya menjadi yang terlemah di antara pelemahan mayoritas mata uang di Asia petang ini.

Berturut-turut memimpin pelemahan mata uang di Asia setelah rupiah adalah peso Filipina dan yuan offshore China yang masing-masing melemah 0,35% dan 0,23% terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau lanjut menguat 0,007 poin atau 0,01% ke level 96,066 pada pukul 17.38 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka dengan kenaikan 0,008 poin atau 0,01% di level 96,067, setelah pada perdagangan Rabu (16/1) berakhir menguat 0,02% atau 0,020 poin di posisi 96,059.

Rupiah, peso Filipina, dan yuan offshore China memimpin pelemahan mata uang Asia di tengah kebangkitan dolar AS dan tanda-tanda memburuknya hubungan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia, AS dan China

Otoritas federal di Seattle, AS, dikabarkan tengah menyelidiki Huawei Technologies karena diduga mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan mitra AS. Kabar ini dinilai berpotensi mempersulit negosiasi perdagangan antara Gedung Putih dan pemerintah China.

“Keseimbangan risiko cukup beragam saat ini. Kinerja keuangan sejumlah bank AS mengalahkan estimasi, tetapi ada kekhawatiran atas pertumbuhan China dan apakah hubungan AS-China membaik atau tidak,” terang Christy Tan, kepala strategi pasar di National Australia Bank, Singapura, seperti dilansir Bloomberg.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Januari 2018 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada kisaran 6%. BI juga memutuskan suku bunga deposito tetap sebesar 5,25% dan suku bunga pinjaman sebesar 6,75%.

“Keputusan tersebut konsisten dengan upaya bank sentral menurunkan defisit transaksi berjalan ke batas yang aman serta mendorong daya tarik aset keuangan domestik,” tutur Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

Dalam paparan hasil RDG, BI melihat pergerakan rupiah secara rata-rata selama 2018 tercatat mengalami depresiasi 6,5% atau point to point 5,65% dibandingkan level tahun sebelumnya. 

Namun, depresiasi rupiah masih lebih rendah dibandingkan dengan mata uang rupee India, real Brazil, rand Afrika Selatan, dan lira Turki. “Ke depan kami lihat nilai tukar stabil dan menguat dipengaruhi oleh terus masuknya aliran modal asing," ungkap Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper