Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delta Dunia Makmur (DOID) Mulai Rem Belanja Modal

Emiten operator tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. mulai mengendalikan belanja modal perseroan pada tahun ini, setelah 2 tahun terakhir agresif melakukan peremajaan peralatan.
Direktur Utama merangkap Direktur Independen  PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah) bertumpu tangan dengan Direktur Eddy Porwanto Poo (kiri) dan Direktur Ariani Vidya Sofjan, seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Kamis (24/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama merangkap Direktur Independen PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah) bertumpu tangan dengan Direktur Eddy Porwanto Poo (kiri) dan Direktur Ariani Vidya Sofjan, seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Kamis (24/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. mulai mengendalikan belanja modal perseroan pada tahun ini, setelah 2 tahun terakhir agresif melakukan peremajaan peralatan.

Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir perseroan meningkatkan belanja modal karena harus melakukan peremajaan alat berat. Proses ini telah diselesaikan perseroan pada tahun lalu.

“Dalam beberapa tahun dan puncaknya pada 2018, kami banyak melakukan peremajaan dan saat ini dapat dikatakan proses tersebut sudah selesai. Akibatnya, investasi belanja modal di 2019 akan jauh berkurang,” ungkap Eddy di Jakarta, Senin (14/1/2019).

Eddy menyampaikan perseroan masih merampungkan perhitungan kebutuhan belanja pada tahun ini. berdasarkan catatan perusahaan, emiten dengan sandi DOID tersebut menggelontorkan capex mencapai US$230 juta selama Januari—September 2018.

Nilai tersebut melonjak hingga 98% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya US$116 juta. Dengan peningkatan kinerja perseroan, DOID memutuskan untuk menambah peralatan operasional.

Eddy mengatakan pada tahun ini sejumlah faktor akan memengaruhi iklim bisnis perseroan yaitu perkembangan realisasi impor batu bara dari China dan pergerakan harga batu bara global.

“Yang pasti investasi capex kami akan jauh menurun dengan cashflow akan membaik. Kinerja pada umumnya masih baik,” ungkap Eddy.

Menurutnya, saat ini sebagian besar pelanggan perseroan merupakan perusahaan batu bara dengan kalori tinggi sehingga tidak begitu terdampak terhadap koreksi harga batu bara yang sedang berlangsung.

Sementara itu, sepanjang 11 bulan pertama 2018, volume aktivitas overburden perseroan naik 15,59% secara yoy menjadi 361,1 juta bcm dari sebelumnya 312,4 juta bcm.

Sampai akhir 2018, perseroan menargetkan volume OB mencapai 375 juta—425 juta bcm, naik dari tahun sebelumnya 340,2 juta bcm.

Untuk tahun lalu, volume produksi batu bara diharapkan mencapai 45 juta—50 juta ton. Dalam 11 bulan pertama 2018, volume produksi mencapai 38,8 juta ton, naik 5,15% yoy dari sebelumnya 36,9 juta ton.

Selama Januari—September 2018, perseroan mengantongi pendapatan sebesar US$637,51 juta, meningkat 14,15% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$558,48 juta.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$49,57 juta, meningkat signifikan 57,7% secara yoy dari posisi US$31,43 juta. Sampai akhir 2018, DOID masih menargetkan pendapatan di kisaran US$825 juta-US$875 juta dan EBITDA US$280 juta-US$320 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper