Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perkebunan sawit, PT Golden Plantation Tbk. (GOLL) menahan ekspansi perkebunan kelapa sawit karena harga CPO dalam tren melemah.
Hingga 2018, landbank yang dimiliki GOLL seluas 63.441 hektare, di mana 24.686 hektare lahan tertanam, atau sekitar 38,91% dari total lahan yang dimiliki.
Dari total lahan tertanam GOLL, hanya 16.111 hektare merupakan tanaman menghasilkan dan 8.576 ha belum menghasilkan. Meskipun lahan ditanam belum mencapai 50% dari total lahan, perseroan lebih memilih menahan ekspansi.
"Tidak ada ekspansi tanam baru tahun ini, karena harga sawit sedang jatuh," ungkap Sekretaris Perusahaan Golden Plantation Eric Firmansyah kepada Bisnis.com, Senin (14/1/2019).
Dia mengatakan, perseroan tidak memiliki rencana untuk mangakuisisi perkebunan kelapa sawit pada tahun ini. Sebab, perseroan hanya fokus pada peningkatan produktivitas dan kinerja mill dan peningkatan rendemen
Sepanjang semester I/2018, GOLL telah menghabiskan belanja modal senilai Rp95 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk tanaman.
Sementara itu, penjualan tandan buah segar (TBS) GOLL hingga Juni 2018 sebnayak 10.147 ton dan CPO sebanyak 5.392 ton. Dia pun mengharapkan, isu perang dagang bisa mereda dan program B20 yang kemungkinan bsa meningkat menjadi B30 bisa mendongkrak harga CPO.
Dalam catatan Bisnis.com, GOLL merencanakan penambahan 5.000 ha lahan produktif pada periode 2018--2020. Kebutuhan pendanaan penanaman lahan baru mencapai Rp70 juta per ha. Artinya, GOLL harus menyiapkan belanja modal (capex) Rp350 miliar dalam jangka waktu 3 tahun.
Direktur Golden Plantation Yung Indrawan, sebelumnya, menyebutkan, volume produksi pada semester II/2018 diperkirakan stagnan sama seperti semester sebelumnya.
Untuk operasional, perusahaan mengandalkan 1 pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton per jam. Suplai TBS berasal dari kebun sendiri dan petani sekitar.
Hingga awal 2019, GOLL belum melaporkan kinerja kuartal III/2018. Mengutip kinerja semester I/2018 GOLL, tercatat pendapatan perusahaan merosot 34,67% year on year menjadi Rp66,48 miliar dari sebelumnya Rp101,76 miliar. Rugi bersih pun membengkak menuju Rp52,98 miliar dari semester I/2017 sebesar Rp1,65 miliar.
Pendapatan itu berasal dari penjualan CPO, TBS, dan Palm Kernel (PK). Volume penjualan ketiganya masing-masing per Juni 2018 ialah 5.392 ton, 10.147 ton, dan 1.388 ton.