Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Kertas Agresif Tangkap Pasar

Kinerja emiten kertas nasional diprediksi masih positif pada tahun ini, setelah pada tahun lalu gencar melakukan pengembangan bisnis baik organik maupun anorganik. Sejumlah rencana penambahan pabrik pun masih terus berjalan.

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten kertas nasional diprediksi masih positif pada tahun ini, setelah pada tahun lalu gencar melakukan pengembangan bisnis baik organik maupun anorganik. Sejumlah rencana penambahan pabrik pun masih terus berjalan.

Bisnis.com mencatat ada beberapa faktor yang mendukung ekspansi emiten kertas nasional. Pertama, ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan China mendorong harga pulp dan produk kertas di level tinggi. Kedua, pertumbuhan bisnis e-commerce yang mendorong permintaan kertas kemasan.

Teranyar adalah PT Kertas Basuki Rachmat Tbk. yang sedang melakukan penjajakan investor. Saat ini, perseroan tengah melakukan diskusi dengan investor yang berasal dari salah satu negara besar di Asia. Perseroan belum dapat mengungkapkan rencana detail tersebut.

Direktur Utama Kertas Basuki Rachmat Henry Priyantoro mengungkapkan bahwa calon investor yang tengah melakukan penjajakan dengan perseroan tersebut memiliki persoalan rantai suplai di negaranya sehingga membidik perluasan bisnis hingga ke negara lain.

“Mereka ada masalah di operasional terkait regulasi di negaranya sehingga mencari sumber lain di luar negaranya. Ibaratnya diskusi sudah sampai Q3 [kuartal III] dan masih ada beberapa opsi yang masih harus kami bahas,” ungkap Henry pada Bisnis.com, belum lama ini.

Henry menyampaikan perseroan terbuka dengan skema kerja sama apapun, tetapi miten dengan sandi KBRI tersebut memprioritaskan bentuk kerja sama yang memberikan profit bagus bagi perseroan. Adapun, KBRI telah menurunkan produksi sejak 2015 karena keterbatasan dana operasional.

Pada tahun ini, produsen kemasan berbasis kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk. akan beroperasi dengan kapasitas produksi baru. Per akhir 2018, perseroan menyelesaikan akuisisi pabrik kertas yang sebelumnya dimiliki PT Surabaya Agung Industri Pulp & Paper.

Dengan akuisisi pabrik tersebut, perseroan akan memiliki tambahan kapasitas sebesar 280.000—300.000 ton per tahun, atau naik 20% dari kapasitas perseroan saat ini. Menilik tingginya permintaan, tambahan kapasitas tersebut pun ditargetkan akan ludes pada 2019.

Emiten dengan sandi FASW tersebut menargetkan penjualan pada 2019 dapat meningkat hingga 20% dibandingkan 2018 dengan didukung tambahan kapasitas tersebut. Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp7,45 triliun sepanjang Januari—September 2018, meningkat 51,65% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).

Satu lagi emiten kertas yang baru saja menempuh akuisisi adalah PT Alkindo Naratama Tbk. yang baru saja mencaplok perusahaan terafiliasi yaitu PT Eco Paper Indonesia. Dengan akuisisi tersebut, perseroan akan mengamankan 20% dari total kebutuhan bahan baku.

Sekretaris Perusahaan Alkindo Naratama Kuswara menyampaikan permintaan kertas konversi pada 2019 akan meningkat dibandingkan tahun ini, seiring dengam tumbuhnya permintaan global pada industri tekstil nasional, terdampak dari peragng dagang China dan Amerika Serikat.

“Momentum dari industri ini sedang bagus sehingga kami ingin mengambil sedikit kuenya,” ungkap Kuswara. Adapun, emiten dengan sandi ALDO tersebut memproduksi gulungan kertas karton untuk benang.

Dua emiten kertas Grup Sinarmas yaitu PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. masih akan memproses pembangunan fasilitas produksi baru perseroan yang telah dimulai pada 2018.

Mulai 2018, Indah Kiat Pulp & Paper menggelontorkan investasi berjalan senilai total US$600 juta untuk membangun wide packaging project di Kawasan Industri Karawang. Pabrik berkapasitas 750.000 ton per tahun tersebut ditargetkan selesai pada kuartal II/2020.

Sementara itu, Tjiwi Kimia baru saja merampungkan pabrik baru di OKI yang hingga akhir tahun 2018, memproduksi 2,5 juta ton pulp. Pada tahun ini, perseroan memprediksi industri pulp akan tumbuh sekitar 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper