Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Tambah Tertekan Seusai Libur Tahun Baru

Bursa saham Jepang kian tertekan di teritori negatif pada perdagangan hari pertama pascalibur Tahun Baru, Jumat (4/1/2019), di tengah kekhawatiran seputar pertumbuhan global.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang kian tertekan di teritori negatif pada perdagangan hari pertama pascalibur Tahun Baru, Jumat (4/1/2019), di tengah kekhawatiran seputar pertumbuhan global.

Indeks Topix ditutup melorot 1,53% atau 22,93 poin di level 1.471,16 dari level penutupan perdagangan terakhir sebelum libur Tahun Baru, Jumat (28/12/2018) yang berakhir terkoreksi 0,50% atau 7,54 poin di posisi 1.494,09.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2112 saham yang diperdagangkan pada indeks Topix hari ini, 591 saham di antaranya menguat, 1.465 saham melemah, dan 56 saham stagnan.

Saham Keyence Corp. dan Murata Manufacturing Co. Ltd. yang masing-masing anjlok 6,84% dan 9,80% menjadi penekan utama atas pergerakan Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir anjlok 2,26% atau 452,81 poin di level 19.561,96, setelah ditutup turun 0,315 atau 62,85 poin di posisi 20.014,77 pada perdagangan Jumat (28/12).

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 63 saham menguat, 156 saham melemah, dan 6 saham stagnan. Saham Fast Retailing Co. Ltd. (-5,45%) dan FANUC Corp. (-4,41%) menjadi penekan utamanya.

Menurut Kyle Rodda dari IG Group Plc dan Noriyuki Sato dari Asset Management One SP Pte., tren penurunan dalam ekuitas Jepang tidak akan berbalik dalam waktu dekat saat bank sentral mengurangi stimulus melawan perlambatan ekonomi global.

Pada perdagangan Kamis (3/1) bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot setelah data manufaktur ISM menunjukkan perlambatan dan raksasa teknologi Apple Inc. memangkas proyeksi pendapatannya.

Dalam pernyataannya, CEO Tim Cook mengaitkan sebagian besar penurunan prospek perusahaan dengan ekonomi China yang terdampak ketegangan perdagangan dengan AS sehingga memengaruhi permintaan dari negara tersebut.

“Trennya tetap ke arah penurunan untuk pasar ekuitas Jepang dan global,” kata Rodda, analis pasar untuk IG. “Pasar saat ini memperhitungkan perlambatan ekonomi yang signifikan, baik di AS maupun China.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper