Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Topix Bukukan Penguatan Terbesar dalam Dua Tahun

Indeks Topix ditutup menguat 4,9% atau 70,16 poin ke level 1.501,63, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 3,88% atau 750,56 ke level 20.077,62.
Bursa Jepang Melemah/REUTERS-Yuya Shino
Bursa Jepang Melemah/REUTERS-Yuya Shino

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang menguat pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (27/12/2018), dengan indeks Topix membukukan penguatan terbesar dalam dua tahun.

Indeks Topix ditutup menguat 4,9% atau 70,16 poin ke level 1.501,63, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 3,88% atau 750,56 ke level 20.077,62.

Dilansir Bloomberg, indeks Nikkei 225 Stock Average didukung oleh kenaikan saham produsen elektronik setelah saham AS mencatat penguatan terbesar daham 9,5 tahun terakhir menyusul capaian penjualan musim liburan yang menggembirakan.

Indeks Topix telah naik 6,1% dalam dua hari terakhir setelah merosot 4,9 persen pada Hari Natal. Jepang masih memiliki satu hari lagi perdagangan besok (28/12/2018) sebelum liburan empat hari pekan depan.

"Permintaan belanja akhir tahun kuat, tanda bahwa ekonomi AS masih berada pada jalur pertumbuhan yang solid," kata Mitsuo Shimizu, analis ekuitas di Aizawa Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

“Kepanikan di pasar telah surut, ketika pendapatan perusahaan dimasukkan ke dalam perspektif, saya hanya bisa mengatakan bahwa saham Jepang terlalu murah," lanjutnya.

Pelaku pasar, yang dengan suara bulat setuju bahwa valuasi saham di Jepang masih rendah, secara hati-hati meramalkan rebound akan bertahan di tahun depan.

Kiyoshi Ishigane dari Mitsubishi UFJ Kokusai Asset Management Co. memperkirakan aksi beli investor akan berlangsung selama dua hingga tiga minggu meskipun ada "pasang surut".

Indikator teknis telah memberi sinyal bahwa pasar telah oversold. Indeks Toraku 25 hari, yang membandingkan jumlah saham yang naik dan turun di Topix, berada di sekitar level 68 pada hari Rabu, tetap di bawah 80 selama tujuh hari berturut-turut, tingkat yang dianggap pelaku pasar sebagai indikasi rebound.

"Saham jatuh terlalu banyak hingga saat ini," kata Kazuyuki Terao, kepala investasi untuk unit Jepang Allianz Global Investors.

“Kekhawatiran seputar pendapatan perusahaan akan bertahan cukup lama. Saya tidak berpikir kita memasuki fase di mana saham akan rebound. Ada sedikit kekhawatiran di sekitar sektor siklis seperti perusahaan teknologi dan permesinan di AS dan Jepang,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper