Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melepas divisi Consumer Health pada Procter & Gamble (P&G) per 30 November 2018, emiten farmasi PT Merck Tbk. akan fokus mempebesar divisi yang tersisa yaitu divisi Biofarma atau produsen obat-obatan yang berdasarkan resep dokter.
Direktur Independen Merck Aryo Aritrixso Teguh nmeyampaikan perseroan terus melakukan evaluasi strategi untuk meningkatkan porsi produk biofarma yang ditujukan untuk pasar negara-negara Asia Pasifik.
“Saat ini kami memiliki dua zat aktif baru yang sudah disetujui oleh regulais di Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk dapat dipasarkan. Di Indonesia sendiri, kami membutuhkan 2—3 tahun untuk mempersiapkan penjualan,” ungkap Aryo di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Aryo mengatakan bahwa nantinya perseroan akan menggantungkan pendapatan dari divisi Biofarma dan produksi dari divisi Consumer Health yang sekarang dimiliki P&G yang tetap diproduksi di pabrik perseroan yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Berdasarkan perjanjian penjualan antara Merck dan P&G, P&G akan tetap memproduksi produk Consumer Health di pabrik Merck hingga 5 tahun ke depan.
Dia menjelaskan perseroan akan fokus pada pengembangan sains dan teknologi divisi Biofarma untuk mendapatkan benefit dari rilis produk-produk baru. Sejumlah produk baru perseroan mencatatkan serapan pasar yang besar.
Pada tahun depan, perseroan memastikan pendapatan akan turun, mengingat divisi Consumer Health menyumbang hingga rata-rata 45% dari total pendapatan perseroan. Pada periode yang berakhir 30 September 2018, penjualan dari divisi tersebut mencapai Rp438,18 miliar, 47,62% dari total penjualan perseroan. Sayangnya, perseroan belum dapat membeberkan proyeksi penjualan pada tahun depan.
Jika dilihat dari porsi penjualan, pendapatan perseroan dari divisi Kesehatan Konsumen memang perlahan diambil alih oleh divisi biofarma.
Per kuartal III/2018, pendapatan divisi Consumer Health perseroan yang sebesar Rp438,18 miliar tersebut turun 3,78% dari periode sama tahun sebelumnya (yoy), sedangkan pendapatan divisi Biofarma meningkat 13,13% menjadi Rp413,93 miliar secara yoy.
Aryo menyampaikan perseroan masih memiliki ruang cukup untuk meningkatkan produksi produk biofarma. “Saat ini utilisasi kami 50% sehingga masih bisa ditingkatkan meski kami tetap memproduksi produk Consumer Health,” ungkap Aryo.
Berdasarkan catatan perseroan, 4 tahun terakhir MERK konsisten berinvestasi di pabrik Pasar Rebo sehngga saat ini kapasitas produksinya menjadi 2 miliar tablet dari sebelumnya 600 juta tablet.