Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Gas Industri Tbk. membidik pendapatan perseroan pada tahun depan dapat meningkat 12% dibandingkan dengan tahun ini.
Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono menyampaikan iklim bisnis perseroan saat ini terbilang penuh tantangan seperti kecenderungan suku bunga yang meningkat, dan depresiasi dolar yang berpotensi menganggu kinerja perseroan.
“Basis konsumen kami sangat luas dan bisa menjamin pertumbuhan pada tahun depan. Gas industri masih sangat dibutuhkan. Target kami pendapatan tahun depan bisa tumbuh dua kali GDP atau sampai 12% atau jika di melebihi, berarti pangsa pasar kami growing,” ungkap Rachmat di Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Rachmat menjelaskan pada tahun depan perseroan siap menggelontorkan maksimal Rp300 miliar untuk investasi alat-alat pemasaran, sekitar 10 filling station gas perseroan, sekaligus 2 on-sites untuk meningkatkan produksi perseroan.
Dana belanja modal tersebut akan berasal dari sejumlah sumber. Menurut Rachmat, saat ini perseroan masih memegang komitmen fasilitas pinjaman dari sejumlah bank dengan nilai total lebih dari Rp200 miliar yang belum digunakan. Untuk capex, perseroan juga akan menggunakan kas internal dengan porsi 50:50.
Terkait target laba bersih, Aneka Gas Industri memprediksi pada 2019 bottomline akan berkisar 4%—5% dari total penjualan perseroan. Namun, porsi tersebut akan sangat bergantung pada upaya perseroan menata liabilitas.
Sejauh ini, perseroan belum merencanakan untuk melakukan penambahan mesin karena masih ada ruang untuk meningkatkan produksi. Berdasarkan catatan perseroan, pabrik emiten dengan sandi AGII tersebut telah mencapai utilisasi 70% di Pulau Jawa, namun masih di bawah 50% di luar Pulau Jawa.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, bekas perusahaan pelat merah tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp1,46 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, meningkat 9,83% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) yang sebesar Rp1,33 triliun.
Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp73,21 miliar, meningkat 9,45% secara yoy dari posisi Rp66,88 miliar.
Dengan durasi kontrak 5—15 tahun, AGII mengklaim dapat mengamankan sekitar 70% dari pendapatan di tahun berikutnya. Sepanjang tahun ini, perseroan telah membukukan hingga 180 kontrak baik yang baru diperoleh maupun hasil perpanjangan.
“Sepanjang tahun ini kami juga membangun sebanyak 10 filling station sehingga jumlah total FS kami 100 unit. Pembangunan di tahun depan seluruhnya akan di luar Jawa. Pertumbuhan permintaan di Sumatra dan Sulawesi sangat potensial,” ungkap Rachmat.
Adapun, saat ini AGII dan Samator, perusahaan yang menggenggam 27,75% saham AGII, memiliki pangsa pasar domestik total 39%. Jika mengeluarkan Samator, maka pangs apasar AGII sendiri sebesar 27% atau yang terbesar di Tanah Air.
Konsumen terbesar perseroan adalah sektor ritel yang menyumbang 29% pendapatan hingga kuartal III/2018, disusul industri medis, infrastruktur, dan consumer goods yang masing-masing menyumbang 24%, 19%, dan 18%.