Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk. menganggarkan belanja modal (capex) sebesar US$40 juta pada tahun depan. Sebagian besar dana tersebut akan digunakan perseroan untuk belanja armada.
Head of Investor Relation Pelita Samudera Shipping Adi Hartadi menyampaikan perseroan tetap berharap iklim bisnis pada tahun depan sehingga perseroan dapat menggelontorkan capex dua kali lipat dari tahun ini.
“Di tahun ini kami sudah anggarkan belanja modal US$20 juta. Tahun depan kami akan lihat dulu, kalau kondisi bisnis dan perekonomian kondusif, kami akan double-kan belanja modalnya ke US$40 juta,” ungkap Adi di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Adi menjelaskan dari alokasi belanja modal tersebut, perseroan akan menggunakan 50%—60% di antaranya untuk belanja kapal induk atau Mother Vessel. Sebesar 30%—40% akan digunakan untuk belanja kapal Tug and Boat, sedangkan sisanya untuk perawatan.
Dengan tingkat DER 0,3 kali dari kas internal US$71 juta, Adi menyampaikan perseroan masih mampu menyeimbangkan neraca keuangan jika harus meminjam dana perbankan untuk memenuhi hingga 70% belanja modal.
Perseroan memperkirakan harga satu unit kapal induk kelas Handymax berkisar US$9 juta—US$10 juta. Sejauh ini, perseroan telah memiliki kontrak pembelian untuk kapal induk tersebut denga harga US$10 juta. Jika kondisi bisnis tahun depan lebih baik, perseroan pun membuka opsi penambahan 1—2 kapal induk lagi.
Selain itu, perseroan juga telah melakukan pemesanan 1 unit kapal tunda sehingga pada tahun depan perseroan akan memasukkan minimal dua armada baru.
Direktur Komersial dan Operasi Pelita Samudera Shipping Harry Chan menyampaikan saat ini utilisasi kapal perseroan telah mencapai 98% yang berasal dari operasional 1 unit kapal induk dan 37 pasang kapal tug and boat.
“Meski harga batu bara sedang turun, harganya tetap lebih baik dari 2016 lalu sehingga penambang tetap memiliki laba. Pemerintah juga memiliki program DMO dan banyak PLTU yang akan rampung. Faktor itu membuat bisnis kami berkesinambungan karena semuanya membutuhkan armada,” ungkap Harry.