Bisnis.com, JAKARTA— Ancora Indonesia Resources (OKAS) membidik pendapatan pada 2019 senilai US$149 juta, naik 10,37% year on year (yoy) dari 2018 sebesar US$135 juta seiring dengan peningkatan volume penjualan ammonium nitrat.
Presiden Direktur & CEO Ancora Indonesia Resources Rolaw Samosir menyampaikan, pada 2019 perusahaan mengestimasi pendapatan sejumlah US$149 juta dari proyeksi 2018 senilai US$135 juta. EBITDA juga diperkirakan meningkat menuju US$16,7 juta dari tahun ini sebesar US$14 juta.
“Mudah-mudahan kami bisa membukukan laba pada 2019, meskipun masih sedikit,” tuturnya dalam acara paparan publik, Selasa (4/12).
Peningkatan kinerja keuangan pada 2019 terutama ditopang penjualan ammonium nitrat dari anak usahanya, yakni PT Multi Nitrotama Kimia (MNK), sejumlah 125.000 ton.
Volume tersebut naik dari estimasi pemasaran ammonium nitrat 2018 sebesar 118.000 ton. Adapun, total kapasitas produksi pabrik mencapai 137.000 ton per tahun.
Selain itu, perusahaan akan mengoperasikan perdana pabrik booster berkapasitas 7 juta buah per tahun pada 2019. Namun, produksi aksesoris alat peledak itu diperkirakan belum mencapai kapasitas penuh.
Baca Juga
Rolaw menyampaikan, keyakinan perusahaan terhadap peningkatan kinerja MNK terutama didorong oleh masih positifnya harga batu bara. Dengan demikian, kebutuhan jasa dan alat peledak kian bertumbuh.
“Estimasi kami industri batu bara 2019 masih positif dengan rerata harga US$100 per ton. Permintaan tinggi khususnya dari produsen dengan [batu bara] kalori tinggi, karena membutuhkan peledak untuk produksi,” paparnya.