Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Emas Diprediksi Reli pada 2019

Harga emas berpotensi reli atas spekulasi yang berkembang terkait dengan kemungkinan Federal Reserve akan menghentikan sementara laju kenaikan suku bunga pada 2019.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpotensi reli atas spekulasi yang berkembang terkait dengan kemungkinan Federal Reserve akan menghentikan sementara laju kenaikan suku bunga pada 2019.

Setelah mengalami kenaikan pada 2015 dan diikuti kenaikan pada tahun selanjutnya, bank sentral AS secara berkala selalu menaikkan suku bunga acuan dan diekspektasikan kembali melanjutkan kenaikan pada Desember ini.

Namun, laju kenaikan suku bunga tersebut mendung setelah Kepala The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga AS sudah tepat di bawah level netral sehingga dinilai pasar bahwa The Fed berpotensi melunakkan pengetatan kebijakan ekonominya.

Manajer Keuangan di Sprott Inc. Trey Reik mengatakan bahwa saat ini makin jelas bahwa Powell harus bergeming.

“Sekali saja ada komentar dan konsensus bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunganya, pergerakan dolar AS akan terus tertekan dan harga emas bisa membeludak,” ungkapnya, dilansir dari Bloomberg, Minggu (2/12/2018).

Saat ini emas tertekan karena penguatan dolar AS dan kenaikan biaya pinjaman, dinamika tersebut kemungkinan akan bergeser karena ada kekhawatiran The Fed untuk melakukan pengetatan kebijakan pada 2019.

Adapun, pertemuan Group of 20 (G20) yang menjadi fokus perhatian pasar dan membawa gejolak bagi pasar, berhasil memberikan dorongan bagi harga emas karena adanya kenaikan kepemilikan exchange-traded fund (ETF).

Goldman Sacshs Group Inc. merekomendasikan untuk menaruh posisi jangka panjang bagi emas pada 2019.

“Jika pertumbuhan ekonomi AS melambat tahun depan, seperti yang diekspektasikan, harga emas bisa mendapat dorongan karena kenaikan permintaan,” ujar Jeffrey Currie, analis Goldman Sachs.

Pada perdagangan Senin (3/12) harga emas naik 11,22 poin atau 0,92% menjadi US$1.231,73 per troy ounce . Sepanjang tahun berjalan, logam mulia masih mencatatkan penurunan harga 5,45%.

Penurunan harga tersebut menghentikan kenaikan bulanan beruntun pertama kalinya sejak Januari hingga September dengan harganya sempat menyentuh level terendah selama 19 bulan pada Agustus.

Pada Rabu (28/11), Powell menawarkan sejumlah petunjuk terkait dengan jumlah kenaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed pada 2019.

Hasil rapat pada hari berikutnya kemudian memberikan sinyal bahwa pembuat kebijakan AS akan melakukan pendekatan kebijakan yang lebih fleksibel pada 2019.

Pernyataan Powel tersebut didasari oleh tingginya aksi jual apda ekuitas dan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Kepala Bidang Riset di Pepperstone Chris Weston mengatakan, tingkat pengangguran di AS berada di posisi 3,7% pada Oktober, masih di bawah level yang dianggap The Fed bisa mendorong kenaikan suku bunga untuk jangka yang lebih panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper