Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah IPO, Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) Bidik Pasar Turis Asean

Emiten sektor digital PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. membidik pasar negara-negara Asia Tenggara dan Asia untuk memperluas bisnis layanan produk Tour MiFi dan Instant Intelligence Messaging (IIM) perseroan.
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. dalam seremoni pencatatan perdana saham di Gedung BEI, Selasa (27/11/2018)./Bisnis-Dara Aziliya
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. dalam seremoni pencatatan perdana saham di Gedung BEI, Selasa (27/11/2018)./Bisnis-Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sektor digital PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. membidik pasar negara-negara Asia Tenggara dan Asia untuk memperluas bisnis layanan produk Tour MiFi dan Instant Intelligence Messaging (IIM) perseroan.

Direktur Distribusi Voucher Nusantara Stanley Tjiandra menyampaikan pada tahap awal, perseroan akan membuka perwakilan Diva Tour MiFi di negara-negara Asean. Salah satu perwakilan akan segera diresmikan entitas anak Grup Kresna tersebut pada akhir tahun ini.

"Selain pasar-pasar turis seperti Singapura dan Hong Kong, kami juga mengejar untuk jamaah umrah. Pasar religious travel ini sangat potensial mengingat Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia. Dalam waktu dekat, akhir bulan ini akan ada yang rampung,” ungkap Stanley di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Stanley menyampaikan emiten dengan sandi DIVA tersebut juga tengah menyiapkan produk-produk gandeng (bundling) dengan sejumlah operator untuk dapat menyediakan layanan internet yang dapat digunakan saat bepergian ke luar negeri.

Distribusi Voucher Nusantara baru saja melaksanakan IPO dengan melepas 400 juta saham. Dengan harga IPO sebesar Rp2.950, perseroan mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp632 miliar.

Sebesar 55% dari dana tersebut akan digunakan perseroan untuk modal kerja, sebesar 40% untuk pengembangan operasional dan teknologi informasi, sedangkan sisanya akan dikerahkan untuk aktivitas oerasional perseroan.

Menurut Stanley, kebutuhan dana tersebut telah melalui tahap perhitungan oleh perseroan di mana hingga 3 tahun ke depan, DIVA membutuhkan investasi sebesar Rp632 miliar.

DIVA merupakan perusahaan digital yang fokus pada pla  tform tiga sektor utama, yaitu pariwisata, telekomunikasi, dan finansial. Bisnis pertama yang diperkenalkan perseroan kepada publik adalah digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM).

Berdasarkan catatan perseroan, saat ini 17.000 UMKM telah bergabung pada ekosistem DIVA dan ditargetkan dapat mencapai 18.000 unit sampai akhir tahun. Dengan menggunakan platform DIVA, UMKM diharapkan dapat meningkatkan transaksinya secara lebih cashless.

Adapun, berdasarkan riset Kresna Sekuritas, sampai akhir 2018 Diva diprediksi membukukan pendapatan Rp1,28 triliun atau 25,14% lebih rendah dari 2017 yang sebesar Rp1,71 triliun.

Kendati laba bersih tergerus, kenaikan margin menopang laba bersih Diva yang diprediksi mencapai Rp8,8 miliar pada 2017 dari tahun lalu yang sebesar Rp2,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper