Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Melonjak Lebih dari 2% Pascapemilu Kongres

Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Rabu (7/11/2018), didorong sektor teknologi dan kesehatan saat pasar tampak lebih tenang setelah berlangsungnya pemilu kongres di negara tersebut.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Rabu (7/11/2018), didorong sektor teknologi dan kesehatan saat pasar tampak lebih tenang setelah berlangsungnya pemilu kongres di negara tersebut.

Indeks S&P 500 ditutup menguat 2,12% atau 58,44 poin di 2.813,89, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 2,13% atau 545,29 poin di level 26.180,3, dan indeks Nasdaq Composite berakhir menguat 2,64% atau 194,79 poin di level 7.570,75.

Seperti banyak diantisipasi, Partai Demokrat memenangkan mayoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sedangkan Partai Republik yang dipimpin Presiden Donald Trump mempertahankan dominasinya di Senat AS.

Dorongan terbesar untuk S&P sendiri datang dari saham sektor teknologi dan perawatan kesehatan, dengan kedua indeks membukukan kenaikan 2,9%. Adapun sektor consumer discretionary naik 3,1%, didorong kenaikan sebesar 6,9% pada saham Amazon.com.

“Sekarang kita berada di kondisi yang bisa dipahami oleh para pelaku pasar lagi sehingga mereka akan bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Ada sedikit kekhawatiran di luar sana,” kata Peter Tuz, presiden di Chase Investment Counsel Corp di Charlottesville, Virginia, seperti dikutip Reuters.

Pergerakan indeks Volatilitas CBOE pun berakhir turun 3,55 poin di posisi 16,36, level penutupan terendahnya dalam sekitar sebulan.

Meski kendali yang terbagi di Kongres AS akan membuat lebih sulit bagi pemerintahan Trump untuk mendorong undang-undang baru seperti pemangkasan pajak tambahan, investor tidak melihat kemungkinan pembalikan langkah pemotongan pajak dan deregulasi yang telah diberlakukan di bawah pemerintahannya.

“Hasil ini mungkin memberikan kelumpuhan untuk kebijakan-kebijakan baru,” kata Brian Nick, kepala strategi investasi untuk Nuveen Asset Management di New York. Ia menambahkan bahwa sektor-sektor pertumbuhan seperti teknologi dan perawatan kesehatan akan terus menjadi kuat.

“Dalam skenario dimana tidak ada stimulus fiskal (tambahan) dan kita tidak mengalami kekhawatiran pertumbuhan yang parah dalam hal kontraksi, mereka adalah pertaruhan terbaik,” katanya.

Saham perusahaan asuransi kesehatan Humana Inc, Anthem Inc, dan UnitedHealth Group Inc. melompat ke rekor tertinggi ketika para pemilih di tiga negara bagian menyetujui perluasan program Medicaid untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Namun bahkan ketika saham teknologi dan kesehatan melonjak, sejumlah investor mempertanyakan apakah sektor-sektor itu sekarang bisa berisiko terhadap pengawasan regulasi tambahan.

Terlepas dari kenaikan yang kuat pada Rabu, indeks S&P 500 tetap 4% di bawah rekor level penutupan yang mampu dibukukan pada September, saat investor terus mencermati kenaikan suku bunga dan perang perdagangan AS dengan China.

Bank sentral AS Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan moneter pada Rabu (7/11) waktu setempat. Tapi The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunganya ketika merilis keputusan kebijakannya pada Kamis (8/11) waktu setempat.

Para pembuat kebijakan otoritas moneter AS tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunganya pada Desember, pertemuan kebijakan terakhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper