Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas serupa dengan kondisi pada 1997, terakhir kalinya harga emas mengalami penurunan hingga enam bulan berturut-turut.
Pada 1997 silam, harga emas sempat mengalami penurunan bulanan hingga enam bulan berturut. Harga emas mencatatkan penurunan 0,9% sepanjang bulan ini, tertekan oleh kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang membuat dolar AS bertahan di titik tertingginya.
Adapun, penguatan dolar AS juga membuat minat investor pada emas sebagai aset terus memudar. Perang dagang yang terjadi antara AS dan China gagal membangkitkan harga emas sebagai logam mulia yang dijadikan aset lindung nilai.
Analis Senior Kitco Metals Inc. Jim Wyckoff menuturkan bahwa dengan investor yang menunjukkan sedikit minatnya pada risk aversion, logam mulia itu kemungkinan memerlukan katalis lain untuk bisa rebound dan bertahan.
“Perlu lebih dari masalah geopolitik untuk menyulut pasar emas,” ujarnya, dilansir dari Bloomberg, Minggu (30/9/2018).
Harga emas spot pada penutupan perdagangan Jumat (28/9) kembali menghijau 8,05 poin atau 0,68% menjadi US$1.190,88 per troy ounce dan mencatatkan penurunan 8,59% sepanjang 2018.
Adapun, harga emas Comex mencatatkan kenaikan 8,80 poin atau 0,74% menjadi US$1.196,20 per troy ounce dan tercatat turun 9% secara year-to-date (ytd).