Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia jasa telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. telah memegang restu pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue, dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
Persetujuan tersebut didapatkan perseroan setelah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (25/9/2018). Dengan persetujuan tersebut, emiten dengan sandi FREN itu akan dapat segera melaksanakan penambahan moda melalui rights issue dan private placement.
Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyampaikan perseroan telah memaparkan alasan-alasan sesuai pada pemegang saham yang mendorong untuk melakukan penambahan modal melalui HMETD dan PMTHMETD.
“Prinsipnya adalah kami mau menempuh penambahan modal itu dan setelah memberikan alasan-alasannya, pemegang saham telah menyetujui,” ungkap Merza saat ditemui usai RUPS di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Merza menjelaskan perseroan ingin tetap fokus untuk melakukan akuisisi pelanggan dengan memperkuat layanan. Menurutnya, berdasarkan evaluasi-evaluasi dari pihak eksternal, saat ini kualitas layanan FREN semakin membaik.
Sebagaimana diketahui, emiten telekomunikasi milik Grup Sinarmas tersebut melakukan penambahan modal melalui rights issue dan private placement dengan skema Obligasi Wajib Konversi (OWK).
Dalam prospektus yang diterbitkan perseroan pada 24 September 2018, FREN menyebut akan melaksanakan penawaran umum terbatas (PUT) III dengan melepas sebanyak-banyaknya 68 miliar saham biasa atas nama Seri C.
Pelaksanaan PUT III tersebut dilaksanakan melalui skema penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam PUT III, perseroan juga akan menerbitkan waran yang melekat pada saham hasil pelaksanaan HMETD dengan sebanyak-banyaknya 36,29 miliar lembar.
Bersamaan dengan PUT III, perseroan juga akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement melalui skema Obligasi Wajib Konversi (OWK) IV.Perseroan akan menerbitkan 10 sertifikat OWK dengan nilai masing-masing Rp120 miliar sehingga perseroan berpotensi mengantongi Rp1,2 triliun.
Jumlah saham Seri C yang diterbitkan untuk OWK IV yaitu maksimal 10 miliar lembar atau 9,64% dari modal disetor yang tercantum dalam anggaran dasar perseroa. Saham Seri C tersebut memiliki hak serupa dengan saham biasa atas nama lainnya yang diterbitkan perseroan.