Corpus Realisasikan IPO Usai Pilpres
Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu perusahaan yang akan melakukan penawaran perdana saham melalui PT Corpus Sekuritas Indonesia diprediksi akan menunda rencananya pada tahun ini.
Sejauh ini, perseroan telah mengantongi mandat IPO dari 7 perusahaan. Rencana awal, satu di antara tujuh perusahaan tersebut akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal keempat tahun ini.
Namun, karena proses pengecekan administrasi di internal perusahaan, proses pencatatan itu tertunda. Apalagi, mayoritas klien Corpus adalah perusahaan yang bermarkas di daerah sehingga butuh waktu lebih lama untuk penyelesaian tahapan.
"Kalau di daerah itu buku akuntingnya tidak sebagus di pusat. Kami melakukan koreksi-koreksi, itu butuh waktu bisa satu tahun bisa dua tahun," kata Komisaris Utrama PT Corpus Sekuritas Indonesia Kristhiono Gunarso kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Dia menambahkan, proses go public itu paling cepat terealisasi pada tahun depan. Namun, Kristhiono memastikan IPO akan dilangsungkan pada akhir tahun, karena mempertimbangkan pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres).
Akhir tahun dipilih dengan alasan perusahaan masih menunggu kepastian mengenai pilpres, termasuk antisipasi jika terjadi kegaduhan politik. "Tahun depan ada pemilu, kemungkinan akan kami geser ke akhir tahun," ujarnya.
Hanya saja, Kristhiono tidak bersedia untuk menyebutkan perusahaan yang akan diboyong ke pasar modal itu. Yang pasti, perusahaan tersebut mayoritas berasal di daerah, yakni dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Masih belum bisa kami bocorkan identitasnya," tegasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, perusahaan yang akan IPO itu bergerak di sektor yang digeluti adalah properti, industri baja, plastik, serta pengolahan tembakau alias rokok. Adapun, nilai emisi dari masing-masing perusahaan tersebut kurang lebih sekitar Rp1 triliun.
Dengan demikian, total setidaknya Corpus Sekuritas mengantongi sekitar Rp7 triliun. Dia menambahkan, perusahaan di daerah memiliki potensi yang cukup besar untuk mendapatkan suntikan modal dari pasar modal. Apalagi, tidak jarang perusahaan di daerah memiliki aset yang cukup besar.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Nyoman Yetna menegaskan bahwa sejauh ini dari perusahaan yang telah mendaftar di otoritas, tidak ada satupun yang melakukan penundaan IPO.
"Kami masih percaya perusahaan-perusahaan yang sudah submit dan daftar ke kami masih berkomitmen. Kita tunggu saja," kata Nyoman.