Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Naik 0,09%

Pergerakan harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir di zona positif pada perdagangan Kamis (9/8/2018).

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir di zona positif pada perdagangan Kamis (9/8/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Oktober 2018 berakhir naik 0,09% atau 0,10 poin di US$108,70 per metrik ton. Pada perdagangan Rabu (8/8) harga batu bara kontrak Oktober berakhir turun 0,69% di posisi 108,60.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif September 2018 juga beringsut ke zona hijau dan berakhir naik 0,37% atau 0,35 poin di level US$95,75 per metrik ton pada Kamis (9/8).

Sementara itu, di Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2018 berakhir naik 0,42% atau 2,6 poin di level 618,6 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

Dilansir dari Bloomberg, impor batu bara oleh China melonjak ke level tertinggnya dalam lebih dari empat tahun, didorong langkah konsumen terbesar di dunia tersebut untuk mengamankan pasokan dalam mengantisipasi permintaan yang membeludak selama musim panas.

Impor batu bara China naik sekitar 10% pada Juli dari bulan sebelumnya menjadi setara dengan 935.806 metrik ton per hari, level tertinggi sejak Januari 2014, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data bea cukai yang dirilis Rabu (8/8/2018).

Di sisi lain, harga minyak mentah melemah akibat terbebani kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China akan melemahkan permintaan energi global serta meredakan kekhawatiran tentang nasib ekspor minyak Iran.

Pada Kamis (9/8), minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup melemah 0,2% atau 0,13 poin di level US$66,81 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman Oktober berakhir melemah 0,21 poin di level US$72,07 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Iran berada di tengah-tengah kehancuran mata uang, kekurangan air, dan aksi protes yang mematikan karena sanksi AS mengisolasi negara ini dan beberapa pembeli minyak terbesar Iran mencari persediaan di tempat lain.

Namun, perselisihan yang semakin sengit antara China dan Amerika Serikat masih menjadi pusat perhatian dan menekan pertumbuhan ekonomi global yang berpotensi pada turunnya permintaan minyak mentah.

"Dalam setiap komentar tentang perang dagang, ada juga komentar tentang Iran," kata Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA LLC, seperti dikutip Bloomberg.

"Keduanya cenderung bertolak belakang satu sama lain sampai tingkat tertentu dan pasar cenderung berputar-putar," lanjutnya.

Minyak mentah telah diperdagangkan di bawah US$70 per barel bulan ini di AS karena perselisihan perdagangan AS-China mengancam permintaan bahan bakar yang berasal dari minyak mentah di seluruh dunia. Adapun, situasi Iran diperkirakan akan menjadi lebih berbahaya mendekati tenggat waktu sanksi dari AS pada bulan November.

Pergerakan harga batu bara kontrak Oktober 2018 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

9 Agustus

108,70

(+0,09%)

8 Agustus

108,60

(-0,69%)

7 Agustus

109,35

(+0,23%)

6 Agustus

109,10

(-0,09%)

3 Agustus

109,20

(+0,23%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper