Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Menguat, Ekspor Aluminium China Juga Melonjak

Ekspor aluminium China melonjak ke level tertingginya untuk lebih dari 3 tahun seiring dengan adanya lonjakan harga aluminium global karena sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat ke Rusal mengancam mengganggu aliran pasokan.
Pekerja melakukan pengecoran produk aluminium di pabrik milik Hyamn Group, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Pekerja melakukan pengecoran produk aluminium di pabrik milik Hyamn Group, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor aluminium China melonjak ke level tertingginya untuk lebih dari 3 tahun seiring dengan adanya lonjakan harga aluminium global karena sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat ke Rusal mengancam mengganggu aliran pasokan.

Pengiriman aluminium murni dan produk berbahan aluminium lainnya melonjak menjadi 519.000 ton pada Juli. Data Bea Cukai China menyebutkan pada Rabu (8/8/2018) bahwa jumlah tersebut merupakan yang terbanyak sejak Desember 2014, pada Juni pun jumlahnya hanya mencapai 510.000 ton dan 440.000 ton pada Juli 2017.

Adapun, jumlah ekspor aluminium pada tujuh bulan pertama tahun 2018 menjulang 14% ke level rekor 3,23 juta ton.

China semakin gencar mengirimkan aluminium untuk menutup kenaikan harga aluminium global, yang melonjak ke level tertinggi selama tujuh tahun tercapai pada April lalu setelah AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan asal Rusia sebagai pemasok terbesar selain China.

Hasil produksi aluminium China, yang memproduksi lebih dari setengah keseluruhan produksi global, melonjak pada Juni ke titik tertingginya selama lebih dari setahun. Sementara itu, penjualan ke luar negeri pada Agustus ini diperkirakan menyusut.

“Pengiriman pada bulan ini [Agustus] akan mengalami penurunan karena akan ada pelemahan permintaan musiman,” kata Liu Xiaolei, analis bidang riset SMM Information & Technology Co., di Shanghai, dikutip dari Bloomberg, Rabu (8/8/2018).

Harga logam dasar itu di London Metal Exchange merosot selama lima pekan berturut dari puncaknya di tengah tensi dagang antara AS dan China yang semakin memanas dan mengancam menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Sanksi dari AS kepada Rusal juga mulai berkurang, setelah AS memutuskan untuk meringankan sanksinya dan memperpanjang jangka waktu peralihan operasi sejumlah perusahaan yang bekerja sama dengan Rusal hingga Oktober mendatang.

Pada perdagangan Rabu (8/8), harga aluminium di LME merosot 5 poin atau 0,24% menjadi US$2.038 per ton. Selama tahun berjalan, harga aluminium LME sudah tergelincir 10,14%.

Adapun, harga aluminium di bursa Shanghai turut mengalami penurunan 5 poin atau 0,03% menjadi 14.420 yuan per ton. Secara year-to-date (ytd), harga aluminium Shanghai mengalami penurunan sebanyak 4,46%.

Pada logam mulia lainnya, impor bijih tembaga dan konsentrat melonjak mencapai rekor pada titik 1,85 juta ton pada Juli, dibandingkan dengan jumlah 1,76 juta ton pada Juni dan 1,4 juta ton pada Juli tahun lalu.

Pengiriman tembaga dalam negeri China untuk bahan murni dan produk sedikit mengalami perubahan dari jumlah pada Juni sebanyak 452.000 ton. Pengiriman tersebut juga tercatat naik 16% menjadi 3,05 juta ton selama tujuh bulan pertama tahun ini.

Sementara itu, ekspor baja untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir mencapai 5,89 juta ton pada Juli. Pengirimannya 14% lebih rendah dalam tujuh bulan belakangan dengan jumlah sebanyak 41,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper