Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Mandiri GIAA01 merupakan sekuritisasi aset pertama di Indonesia yang menggunakan tiket perjalanan sebagai underlying asset.
"Ini yang pertama di Indonesia. Kami berharap dengan adanya produk ini akan ada sekuritisasi aset lainnya menyusul," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pahala Mansury di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/7/2018).
Aset yang disekuritisasi dalam produk alternatif ini adalah surat berharga atas pendapatan berjangka waktu 5 tahun dengan penerbitan Rp2 triliun. Nilai emisi adalah Rp1,8 triliun yang masuk ke dalam Kelas A dan Rp200 miliar Kelas B.
Tiket yang dimaksud adalah tujuan Jedah-Madinah. Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, rute ini merupakan salah satu ruten andalan perusahaan pelat merah itu. "Garuda secara pertumbuhan di sana memang paling bagus," kata dia.
Tingkat bunga adalah tetap 9,75% per tahun dengan tanggal jatuh tempo 27 Juli 2023. Pembayaran hasil investasi EBA Kelas A dibayarkan setiap tiga bulan, pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada 27 Oktober 2018.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti menjelaskan, perseroan mendapatkan 44 yang berasal dari berbagai sektor, baik investor institusi maupun investor ritel.
Investor institusi terdiri dari asuransi, dana pensiun, yayasan, reksa dana dalam hal ini manajer investasi berperan selaku pemesan, dan sisanya investor ritel. Total 92% investor institusi.
"Produk ini mendapat sambutan yang positif sehingga saat bookbuilding kami mendapatkan kelebihan permintaan," kata dia.