Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi otomotif domestik PT Astra International Tbk. masih akan mempertahankan suku bunga pada lini usaha pembiayaan perseroan. Namun, Astra International terus memantau kebijakan moneter pemerintah.
Direktur Astra International yang merupakan Director in Charge Astra Financial, Suparno Djasmin menyampaikan bahwa sejauh ini perseroan belum mempertimbangkan untuk meningkatkan suku bunga meski otoritas moneter mengindikasikan segera meninggalkan rezim suku bunga rendah.
“Sampai sejauh ini, [tingkat suku bunga entitas anak] masih bertahan. Soal kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia ini, kami akan terus cermati apakah nanti akan meningkatkan cost of funding perusahaan,” ungkap Suparno di Jakarta, Selasa (24/7).
Suparno menjelaskan, jika kenaikan suku bunga yang dilakukan bertahap oleh Bank Indonesia meningkatkan biaya penyaluran kredit perseroan, maka perusahaan akan mengkaji sejauh apa kenaikan suku bunga tersebut dapat di-adjust oleh perseroan.
Menurutnya, penyesuaian yang akan ditempuh oleh entitas pembiayaan Grup Astra telah dilakukan bertahap sehingga kinerja perusahaan tetap baik. Sejauh ini, emiten dengan kode saham ASII tersebut menilai belum ada kebutuhan kenaikan suku bunga kredit.
Adapun, sejumlah perusahaan penyaluran pembiayaan mulai mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga kredit untuk menyesuaikan dengan kebijakan suku bunga inti Bank Indonesia. Belum lama ini misalnya, BCA Finance mempertimbangkan kenaikan suku bunga kredit sebesar 0,25% pada Agustus 2018.
Astra International memiliki sepuluh entitas anak di bawah bendera Astra Financial yaitu PT Astra Sedaya Finance, PT Toyota Astra Financial Services, PT Asuransi Astra Buana, PT Bank Permata Tbk., PT Federal International Finance, PT Astra Aviva Life, PT Surya Artha Nusantara Finance, Komatsu Astra Finance, PT Astra Mitra Ventura, dan Dana Pensiun Astra.
Sepanjang 2018 lalu, lini pembiayaan Grup Astra telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp80 triliun. Sejak Bank Permata membukukan untung, kontribusi Astra Financial pada grup tersebut pun kian meningkat.
Berdasarkan laporan keungan perseroan, laba bersih lini jasa keuangan Astra International mencapai Rp3,76 triliun pada 2017 atau meningkat 376% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi segmen tersebut mencapai 19,87% pada total laba bersih ASII.
Kenaikan kontribusi tersebut merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan lini entitas anak lain Grup Astra. Adapun, laba bersih sektor jasa finansial Astra didongkrak oleh Bank Permata yang untuk pertama kalinya kembali membukukan untung pada 2017, dan kontribusi dai Astra Sedaya Finance, Federal International Finance, dan Asuransi Astra Buana.
Kendati meningkat pada 2017, kontribusi laba bersih lini jasa keuangan tergerus tipis 6% pada kuartal I/2018 ke level Rp1,06 triliun, dari kuartal I/2017 yang sebesar Rp1,12 triliun. Suparno menyampaikan kontribusi Astra Financial akan membaik setelah perusahaan melakukan konsolidasi dengan mengakuisisi ASF dari Bank Permata.
“Tahun ini kami harapkan kontribusi [laba bersih Astra Financial] akan lebih baik. Target perseroan adalah mengelola dengan prudent dan manajemen risiko yang baik,” ungkap Suparno.