Bisnis.com, JAKARTA -- Memasuki semester II/2018, harga saham PT Gudang Garam Tbk. berperan cukup besar dalam menopang lanju indeks harga saham gabungan (IHSG). Per 11 Juli 2018, saham Gudang Garam termasuk ke dalam lima besar saham movers IHSG.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten dengan kode saham GGRM tersebut menguat 9,06% selama sebelas hari pertama Juli 2018. Kendati demikian, harga saham GGRM masih terkoreksi 15,9% sepanjang tahun berjalan. Pada Jumat (13/7), harga saham GGRM menguat 975 poin atau 1,4% ke level Rp70.475.
Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja mengungkapkan, selama kartal I/2018, GGRM mampu mengerek penjualan hingga Rp21,98 triliun atau meningkat 10,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Penjualan GGRM mampu meningkat meski pesaing utamanya yaitu PT HM Sampoerna Tbk hanya mampu membukukan kenaikan penjualan 2,5% (yoy). Kontributor penjualan terbesar GGRM adalah rokok SKM sehingga produk tersebut menjadi andalan GGRM untuk meraup pendapatan lebih tinggi.
“Kami memprediksi penjualan GGRM pada tahun ini dapat tumbuh 9,3% dengan mengandalkan segmen SKM. Penjualan SKM akan tumbuh mesi ada kenaikan harga jual rata-rata sebesar 7%,” ungkap Joni melalui riset.
Joni memprediksi hingga akhir tahun ini harga saham GGRM dapat mencapai Rp88.650 dengan rasio (price earning) PE sebesar 19,7 kali. Saat ini, GGRM diperdagangkan dengan rasio PE sebesar 17,9 kali. Adapun, proyeksinya tersebut meningkat dari sebelumnya yang sebesar Rp85.741.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny menyampaikan GGRM saat ini merupakan perusahaan dengan kinerja paling menggembirakan di antara pemain lain di industri rokok, merujuk pada kenaikan signifika penjualan SKM.
Salah satu tantangan yang dihadapi industri rokok yaitu Peraturan Menteri Keuangan No. 146/2017 yang memutuskan menaikkan cukai rokok sebesar 10,4% sekaligus mengatur harga penjualan di tingkat ritel. Kenaikan cukai tersebut akan berdampak pada kenaikan harga jual produk.
“Namun kami meyakini respons pasar pada perubahan kebijakan tersebut relatif kecil. Berdasarkan riset Southeast Asia Tobacco Control Alliance, permintaan rokok di Indonesia akan tumbuh 2,5% pada tahun ini,” jelas Victoria.
Dia merekomendasikan saham GGRM dengan target harga Rp85.100 atau rasio PE sebesar 19,5 kali.