Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Diperkirakan Bakal Sentuh US$1.400

Emas mungkin telah membukukan penurunan selama dua bulan berturut-turut, tetapi performa logam mulia ini diperkirakan akan berbalik kuat dan naik pada 2019 seiring pelemahan dolar AS.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Emas mungkin telah membukukan penurunan selama dua bulan berturut-turut, tetapi performa logam mulia ini diperkirakan akan berbalik kuat dan naik pada 2019 seiring pelemahan dolar AS.

“Emas akan mulai rebound pada kuartal terakhir tahun ini menjadi rata-rata US$1.375 per ounce dalam tiga bulan terakhir tahun depan dan dapat menyentuh level US$1.400,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities di Toronto.

Akibat terbebani lonjakan greenback, harga emas telah turun sekitar 5% sejak 11 April dan diperdagangkan di kisaran level US$1.300, bahkan ketiika gejolak politik di Italia dan ketidakpastian seputar isu perdagangan global melanda.

“Seiring berjalannya waktu, akan semakin sedikit alasan untuk tertarik pada dolar AS,” kata Melek, yang menghadiri konferensi logam mulia di Singapura pekan ini. “Pada akhirnya kita berpikir bahwa seiring masuknya tahun 2019, dolar AS akan melemah, yang merupakan bahan bakar yang sangat kuat untuk emas.”

Secara keseluruhan, kondisi tingkat suku bunga diperkirakan akan tetap rendah saat The Federal Reserve melakukan dua atau tiga kali penaikan pada tahun depan sebelum mengakhiri siklus pengetatannya.

“Hal ini, ditambah dengan ekuitas yang sepenuhnya bernilai, risiko geopolitik, dan tren penurunan pada pasokan tambang, akan membawa peningkatan tekanan untuk membeli emas,” tambahnya, kepada Bloomberg.

Menurutnya, harga emas akan mencapai rata-rata level US$1.290 pada kuartal ketiga dan level US$1.300 dalam tiga bulan terakhir 2018.

Senada dengan Melek, Nicholas Frappell, general manager global di ABC Bullion yang berbasis di Sydney, mengatakan penguatan dolar AS dalam jangka pendek masih akan menjadi tekanan untuk emas.

“Tetapi logam mulia tersebut akan mengakhiri tahun ini dengan cukup kuat,” ujar Frappell. “Ke depannya, kondisi untuk pasar emas terlihat lebih positif karena reli dolar menjadi lebih membosankan dan faktor-faktor fiskal mulai mengikis kekuatan dolar.”

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro