Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Reda, China Genjot Impor Gas Alam AS

Minat China terhadap gas alam cair dari Amerika Serikat diperkirakan semakin meningkat setelah kedua negara itu sepakat untuk menahan diri dari perang dagang berkelanjutan.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Minat China terhadap gas alam cair dari Amerika Serikat diperkirakan semakin meningkat setelah kedua negara itu sepakat untuk menahan diri dari perang dagang berkelanjutan.

Menurut laporan Height Securities LLC., apabila China membuat komitmen yang kuat untuk membeli gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari AS, maka keputusan tersebut akan berkontribusi US$30 miliar masuk ke AS.

Sebelumnya pada 19 Mei, pihak Gedung Putih AS menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS secara signifikan. Upaya itu didukung oleh utusan dari Beijing yang mengatakan bahwa kedua negara sepakat untuk berdamai dari perang dagang.

“China membuka kesempatan yang besar bagi penguatan perdagangan komoditas gas alam AS,” ujar Katie Bays, analis Height di Washington, dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/5/2018).

Menurut Bays, komoditas bahan bakar itu berpotensi mengalami pertumbuhan permintaan yang cukup drastis untuk beberapa tahun ke depan, seiring dengan rencana AS untuk mendominasi pasar ekspor.

Negeri Tirai Bambu juga melonggarkan kesempatan komoditas gas shale AS dengan menyatakan kesediaan untuk mengimpor LNG itu dalam satu dekade ke depan seiring dengan upaya pemerintah mengganti bahan bakar ke jenis yang lebih ramah lingkungan dari yang sebelumnya menggunakan batu bara.

Saat ini, China masih tercatat sebagai pembeli LNG terbesar ketiga dari perusahaan Cheniere Energy Inc. di Louisiana, AS. Selanjutnya, Negeri Panda siap untuk menampung tambahan kargo dari pelabuhan AS ketika volume impor meningkat.

“Menaikkan permintaan LNG dari AS ke China cukup masuk akal, karena sebelumnya China pernah melakukan permintaan gas alam dalam jumlah besar sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki kualitas udara,” kata Jason Feer, kepala intelijen bisnis Poten & Partners.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper