Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menargetkan akuisisi 2 tambang sampai 2019.
Direktur dan CFO PT ABM Investama Tbk. (ABMM) Adrian Sjamsul mengungkapkan, rencana akuisisi tambang sudah didesain sejak akhir 2015. Aktivitas pencarian dana pun dimulai dengan menerbitkan global bond senilai US$300 juta di Bursa Efek Singapura pada Agustus 2017.
Kini, perusahaan sudah mengantongi komitmen perjanjian dengan dua perbankan yang siap memberikan pinjaman masing-masing US$100 juta dan US$150 juta. Dari kas internal, ABMM mengalokasikan US$150 juta untuk akuisisi.
"Sekarang kami memiliki akses dana yang banyak, sehingga akuisisi memang harus segera direalisasikan," ujarnya, Senin (21/5/2018).
Menurutnya, sudah ada 5 tambang pilihan utama yang berlokasi di Kalimantan timur dan Kalimantan Selatan untuk diakuisisi, tetapi baru 2 yang akan direalisasikan. Rencananya, 1 tambang diakuisisi pada 2018, dan 1 tambang lagi pada 2019.
Tambang tersebut memiliki kalori 4.000-an Kcal/kg dengan cadangan 50 juta—100 juta ton. Status tambang sudah berjalan, sehingga ketika akuisisi rampung ABMM bisa segera memacu produksi.
Baca Juga
Adrian menyampaikan, ketika tren harga batu bara memanas, banyak perusahaan batu bara skala besar merencanakan akuisisi. Bahkan, sejumlah tambang kecil yang menjadi incaran ABMM juga sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan lain.
"Tampaknya semua perusahaan batu bara besar mengincar akuisisi tambang kecil. Harga [nilai akuisisi] pun naik. Makanya proses ini tidak mudah. Tapi kami targetkan realisasi 1 tahun ini," ujarnya.