Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan mineral PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengestimasi pendapatan tumbuh 30% pada 2018 seiring dengan meningkatnya produksi dan penjualan emas.
Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri menyampaikan, pada 2018 perusahaan menargetkan peningkatan produksi emas sekitar 8,80%—19,32% yoy menjadi 155.000—170.000 ounces dari realisasi 2017 sebesar 142.468 ounces. Oleh karena itu, pendapatan diperkirakan naik 30%.
"Dengan produksi emas yang meningkat, pendapatan kira-kira naik 30% pada 2018," ujarnya dalam acara paparan publik, Senin (21/5/2018).
Pendapatan MDKA pada 2017 mencapai US$129,42 juta atau sekitar Rp1,75 triliun (1US$ = Rp13.513,51). Artinya, pada tahun ini perusahaan berpotensi meraup pendapatan US$168,25 juta.
Per Maret 2018, MDKA merealisasikan produksi emas sejumlah 28.661 ounces dan perak sebanyak 19.727 ounces. Rerata harga jual emas ialah US$1.334 per troy ounce, sedangkan perak US$17 per troy ounce.
Adi menyampaikan, dalam bujet permodalan 2018 perusahaan mengalokasikan ongkos produksi emas US$1.200 per troy ounce. Jadi, meskipun harga jual di pasar meningkat di atas US$1.300 per troy ounce, sisi permodalan masih stabil.
Dalam proyek penambangan emas dan perak, perseroan mengandalkan proyek pertambangan Tujuh Bukit, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola oleh anak usahanya, yakni PT Bumi Suksesindo (BSI).
Berdasarkan perhitungan Desember 2017, lapisan porfiri Tujuh Bukit memiliki sumber daya mineral sebesar 28 juta ounces dan 19 miliar pounds tembaga. Adapun, pada lapisan oksida, sumber daya meniral mencakup 2,45 juta ounces emas dan 79 juta ounces perak.
Perihal bisnis tembaga, sambung Adi, saat ini perusahaan masih melakukan studi kelayakan dan keekonomisan. Oleh karena itu, MDKA berfokus mengembangan produksi emas dan perak.