Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Jaya Ancol Targetkan Pertumbuhan Laba 25%

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., pengelola kawasan properti dan rekreasi Ancol Taman Impian menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2018 masing-masing bisa mencapai 10% dan 25% dibandingkan dengan capaian 2017.
Wahana Dragon Race di Atlantis Water Adventure Ancol/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh
Wahana Dragon Race di Atlantis Water Adventure Ancol/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, JAKARTA—PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., pengelola kawasan properti dan rekreasi Ancol Taman Impian menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2018 masing-masing bisa mencapai 10% dan 25% dibandingkan capaian 2017.

C. Paul Tehusijarana, Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, mengatakan bahwa perseroan optimistis dengan pertumbuhan tersebut karena adanya beberapa inovasi yang telah direalisasikan pada 2017 dan akan dioperasikan tahun ini.

Beberapa inovasi yang dilakukan Jaya Ancol di segmen rekreasi selama 2017 adalah penambahan empat wahana baru di Dunia Fantasi atau Dufan, dua wahana baru di Ocean Dream Samudera, penambahan biota baru di Seaworld Ancol dan penambahan fasilitas di Putri Duyung Ancol.

Sementara itu, tahun ini perseroan akan membuka restoran pertama perseroan yaitu Kafe Hoax di Pantai Lagoon, penambahan dua seluncuran baru di Atlantis Water Adventure dan juga pencanangan konsep baru Pulau Bidadari yaitu The Soul of Batavia.

Di segmen rekreasi, perseroan menargetkan dapat meluncurkan wahana baru yaitu Star Shape, Dream Station, Wave Swinger, New 4D Theater, penambahan jalur kereta wisata Sato-sato, revitalisasi Pasar Seni Ancol dan juga pengembangan Seaworld Ancol.

“Kami telah merenovasi Pulau Bidadari sejak April 2017, nanti sebelum Lebaran 2018 sudah bisa diluncurkan. Kita juga akan kembangkan Pulau Kayu Angin Melintang, airnya bagus untuk snorkeling dan diving, karena ada terumbu karang yang cantik" kata Paul dalam acara paparan publik, Senin (14/5/2018).

Teuku Sahir Syahali, Wakil Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, mengatakan bahwa lini bisnis rekreasi menjadi penopang utama bisnis perseroan. Oleh karena itu, pengembangan lini bisnis ini terus ditingkatkan.

Tahun lalu, emiten dengan kode saham PJAA ini mengalami penurunan pendapatan 3,48% dibandingkan 2016 menjadi Rp1,24 triliun. Namun, lini bisnis rekreasi yang menyumbang 92% dari total pendapatan perseroan sejatinya masih tumbuh 5% dibandingkan 2016 menjadi Rp1,15 triliun.

Tekanan pendapatan tahun lalu terjadi pada unit bisnis properti yang turun 53,1% dari Rp188 miliar pada 2016 menjadi Rp88 miliar pada 2017. Perseroan ingin fokus untuk menekan agar sebisa mungkin tahun ini pendapatan properti tidak turun lagi, tetapi pendapatan rekreasi bisa tumbuh minimal 10%.

“Wahana Dufan dan Atlantis di 2018 diharapkan bisa tumbuh 10% pendapatannya. Tahun lalu kita Dufan dan Atlantis sumbang pendapatan Rp 1,1 triliun. Jadi tahun ini harus tumbuh 10% dari itu,” ungkap Sahir.

Tahun lalu, perseroan berhasil menggunakan strategi efisiensi sehingga meskipun pendapatan turun, tetapi laba bersih bisa tumbuh cukup tinggi mencapai 68,33%, atau dari Rp130,82 miliar pada 2016 menjadi Rp220,22 miliar pada 2017. Perseroan akan tetap mengedepankan efisiensi tahun ini, tetapi tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Dia menambahkan, ke depan, Dufan akan dikemas untuk menyasar segmen keluarga secara keseluruhan, tidak hanya orang dewasa saja. Untuk itu nanti sejak Lebaran ada International Show Dragon Ball selama 1,5 bulan. Ada juga Ancol Asian Festival, untuk menyongsong Asian Games 2018.

Sementara itu, F&B dan Merchandise yang biasanya menerapkan sistem sewa mulai tahun ini akan dikelola dan dibangun sendiri oleh Jaya Ancol . Perseroan menargetkan bisa membangun lima restoran Hoax baru sepanjang pesisir pantai.

Dengan berbagai inovasi tersebut, lanjut Sahir, tahun ini Jaya Ancol menargetkan peningkatan pengunjung sebesar 6% dari 18 juta di 2017 menjadi 19 juta di 2018.

Sementara itu, di segmen properti perseroan menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan Coasta Villa Tahap 3, Ocean Breeze serta dapat segera memulai kerjasama operasional pada pengembangan area Ancol Barat bersama Crown Group.

Sahir menambahkan, pengembangan property di Ancol Barat diharapkan sudah bisa diakui pada akhir 2018. Untuk proyek bersama Crown Australia, Sahir menjelaskan bahwa di akhir 2018 ini sudah bisa mulai dibangun, sehingga di akhir 2019 sudah bisa dibuka.

“Kita memang berharap sector property Jaya Ancol di tahun ini, bisa flat di semester kedua, sehingga secara konsolodaai bisa naik pertumbuhannya dan bisa dapat dijial segera,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper