Bisnis.com, HONG KONG -- Aturan baru penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) di bursa Hong Kong tampak membantu meningkatkan pendaftaran saham di bursa tersebut.
CEO Hong Kong Exchange & Clearing Ltd., Charles Li memperkirakan pengajuan yang lebih besar untuk IPO ke depannya. Adapun, perusahaan pembuat perangkat telekomunikasi asal China, Xiaomi Corp., menjadi yang pertama kali menyerahkan dokumen IPO di bawah rezim baru ini.
Rencana IPO Xiaomi yang ingin mematok dana segar hingga US$10 miliar dapat menaikkan nilai perusahaan berusia 8 tahun ini menjadi US$100 miliar. Aksi korporasi ini pun diperkirakan menjadi debut di bursa saham yang terbesar di dunia sejak 2014.
“Kita melihat saluran yang sehat. Orang-orang mulai siap untuk mengajukan [IPO], mereka mengantre. Saya dapat melihat dalam beberapa pekan atau bulan ke depan, akan banyak aplikasi yang masuk,” ujar Li, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (4/5/2018).
Adapun perusahaan teknologi yang memberikan hak voting lebih banyak kepada pendiri dan para eksekutifnya kini diperbolehkan untuk go public di negara bekas koloni Britania Raya tersebut. Hal itu dilakukan setelah perubahan besar dalam aturan bursa yang mulai berdampak per Senin (30/4/2018).
Sebelumnya para pembuat kebijakan di bursa efek kota (City's Stock Exchange) sudah memberikan kelonggaran dalam aturan mereka. Bahkan, perusahaan bioteknologi yang tidak memiliki pendapatan maupun laba pun dapat mendaftar di bursa. Li mengungkapkan hal tersebut setelah Ping An Healthcare and Technology Co. diperdagangkan untuk pertama kalinya.
Baca Juga
Saham dari perusahaan yang terkenal dengan nama Good Doctor tersebut telah naik sebesar 55,3 dolar Hong Kong pada pukul 11.23 waktu setempat. Sebelumnya harga awal yang ditetapkan bursa berada di level 54,80, sehingga perusahaan pun diperkirakan meraup dana hingga US$1,1 miliar.
Adapun aturan baru itu juga didesain untuk menarik perusahaan teknologi supaya mau mendaftar di bursa Hong Kong. Analis menilai, IPO dari Xiaomi dapat menjadi kemenangan besar bagi Hong Kong di tengah-tengah persaingan panas dengan bursa di New York dan China daratan.
“Untuk Hong Kong yang memiliki kesempatan sebesar ukuran Xiaomi dapat memperlihatkan ke institusi lain di luar sana bahwa mereka dapat mempertimbangkan bursa Hong Kong yang memiliki kejelasan arah kebijakan,” kata Keith Pogson, Mitra Senior untuk layanan keuangan di EY, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/5/2018). (Bloomberg/Reuters/Dwi Nicken Tari)