Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk., yakni PT NFC Indonesia akan segera melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). NFC adalah perusahaan penyedia platform pertukaran digital.
Rencana IPO itu disampaikan oleh PT Kresna Graha Investama Tbk. selaku induk dari MCAS dan NFC. Rencananya, saham yang akan dilepas dalam penawaran umum tersebut adalah sebesar 25%, dengan dana yang diincar senilai Rp300 miliar.
"Penggunaan dana IPO mayoritas untuk pengembangan. Rinciannya 60% untuk investasi digital initiatives, 30% working capital, dan 10% untuk human capital," kata Managing Director PT Kresna Graha Investama Tbk. Surjandy Jahja saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (3/5/2018).
Berperan sebagai penjamin emisi atau underwriter adalah tiga perusahaan sekuritas, yakni PT Kresna Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., serta PT Sinarmas Sekuritas.
Jahja masih enggan untuk merinci jadwal pelaksanaan IPO tersebut. Namun, dia mengatakan perseroan berencana untuk melakukan public expose dalam waktu dekat yakni antara 16-18 Mei mendatang.
Baca Juga
"Untuk listing kami targetkan secepatnya, kalau bisa sebelum Idulfitri," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang tertera dalam website resminya, NFC Indonesia menyediakan platform pertukaran digital untuk melayani 140 juta pengguna internet di Indonesia.
Dengan layanan ini, pengguna akan memiliki kemudahan dalam menjalankan bisnis. Ada tiga produk yang disediakan oleh perseroan, yakni Tawrin.com, Selaluada.com, dan Pulsa Aggregator.
Dalam beberapa tahun terakhir, KREN memang memfokuskan bisnisnya ke sektor digital. Bahkan, perlahan namun pasti lini bisnis ini menjadi tulang punggung perseroan. Pada kuartal I/2018, KREN berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp119,6 miliar, naik 71,4% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu, yang tercatat hanya senilai Rp69,8 miliar.
Kenaikan laba itu disebabkan oleh melonjaknya pendapatan sebesar 764,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp950,4 miliar. Pendapatan perseroan ditopang oleh lini bisnis digital dan teknologi yang mencapai Rp801,5 miliar atau menyumbang sebesar 84,3%.
Kontribusi ini naik dibandingkan pada kuartal I/2017 yang hanya sebesar 70,2%. Selain itu, lini bisnis perseroan yang bergerak di bidang keuangan dan investasi mencatatkan kinerja yang cukup positif yakni naik 35,4% secara yoy dari Rp110 miliar menjadi Rp148,9 miliar.