Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Kenaikan Dolar AS Tekan Rupiah Bersama Mata Uang Asia

Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (2/5/2018), sejalan dengan depresiasi hampir seluruh mata uang Asia.
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (2/5/2018), sejalan dengan depresiasi hampir seluruh mata uang Asia.

Rupiah ditutup melemah 0,25% atau 35 poin di Rp13.948 per dolar AS pada perdagangan hari ini, setelah dibuka dengan depresiasi 15 poin atau 0,11% di Rp13.928 per dolar AS. Pada perdagangan Senin (30/4), rupiah berakhir melemah 20 poin atau 0,14% di posisi 13.913.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.928 – Rp13.968 per dolar AS.

Hampir seluruh mata uang di Asia terpantau melemah sore ini, dipimpin won Korea Selatan sebesar 0,62%. Pelemahan won diikuti renminbi China dan dolar Taiwan yang masing-masing terdepresiasi 0,41% dan 0,32%. Apresiasi terpantau hanya dialami yen Jepang yang menguat tipis 0,02% pada pukul 17.15 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun 0,06% atau 0,060 poin ke level 92,389 pada pukul 17.04 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,034 poin atau 0,04% di level 92,483, setelah pada perdagangan Selasa (1/5) berakhir menguat 0,66% atau 0,608 poin di posisi 92,449.

Dilansir Bloomberg, mata uang Asia melemah saat banyak pasar kembali dibuka setelah libur pada Selasa (1/5/2018), akibat terbebani kenaikan dolar AS dan imbal hasil obligasi.

Indeks dolar AS bergerak di kisaran level tertingginya dalam sekitar empat bulan pada perdagangan hari ini, menjelang rilis keputusan pertemuan kebijakan The Fed.

Meskipun The Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakannya yang berakhir hari ini waktu setempat, bank sentral AS tersebut kemungkinan akan menaikkan biaya pinjaman dalam pertemuan kebijakan bulan depan.

Investor menantikan tanda-tanda apakah para pembuat kebijakan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini. Selain putusan Federal Open Market Committee (FOMC), data pekerjaan (nonfarm payroll) dan klaim tunjangan pengangguran AS juga dinantikan pekan ini.

“Pernyataan [The Fed] yang bernada hawkish serta situasi pasar tenaga kerja yang optimistis dapat menjaga tren kenaikan dolar AS dalam jangka pendek,” ujar Jingyi Pan, market strategist di IG Asia Pte.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro