Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA BIG CAPS: Perbankan Moncer, Sektor Konsumsi Melempem

Kinerja 10 emiten berkapitalisasi pasar terbesar pada kuartal I/2018 diwarnai peningakatan laba emiten perbankan di atas 10%, sedangkan sektor konsumsi cenderung melesu.
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA-Kinerja 10 emiten berkapitalisasi pasar terbesar pada kuartal I/2018 diwarnai peningakatan laba emiten perbankan di atas 10%, sedangkan sektor konsumsi cenderung melesu.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sudah ada 8 dari 10 emiten berkapitalisasi pasar terbesar yag melaporkan keuangan periode kuartal I/2018. Perusahaan itu ialah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

Selanjutnya, PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), dan PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Ada dua emiten yang mengalami penurunan pendapatan pada kuartal I/2018 secara year-on-year (yoy), yakni UNVR sebesar 0,91% dan BMRI 1,38%. Namun, ada tiga emiten yang menunjukkan pelemahan laba, yaitu HMSP 7,87%, UNVR 3,41%, ASII 1,93%.

UNTR menunjukkan pertumbuhan kinerja yang paling baik di antara emiten lainnya, dengan pertumbuhan laba 68,62% yoy. Adapun, emiten perbankan seperti BBCA, BMRI, dan BBNI menunjukkan kenaikan laba di atas 10%.

Presiden Direktur Hanjaya Mandala Sampoerna Mindaugas Trumpaitis menyampaikan, pada kuartal I/2018 pangsa pasar perusahaan naik menjadi 33,2% dari kuartal I/2017 sebesar 33%. Volume penjualan pada Januari--Maret 2018 mencapai 23 miliar batang rokok.

"Hal tersebut didukung sejumlah merk seperti Marlboro Filter Black dan Dji Sam Soe Magnum Mild," tuturnya, Jumat (27/4/2018).

Dia mengungkapkan, terkoreksinya laba tak lepas dari faktor belum bergairahnya konsumsi masyarakat. Di samping itu, tarif cukai rokok kembali meningkat pada 2018, sehingga mendongkrak harga jual.

Pada kuartal I/2018, penjualan industri rokok di Indonesia turun 2,3% yoy karena penurunan belanja masyarakat. Diperkirakan pada tahun ini penurunan industri berkisar 1%-3% yoy.

"Kami masih percaya dengan kinerja perusahaan pada 2018 akan positif meski keadaan industri cukup menantang," paparnya.

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengungkapkan, pada kuartal I/2018, pangsa pasar mobil dan motor perseroan menurun. Selain itu, laba bersih lini agribisnis perseroan menurun akibat pelemahan harga.

“Grup Astra memperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari harga batu bara yang stabil, sementara persaingan di pasar mobil diperkirakan semakin meningkat,” ungkapnya.

Dari laporan keuangan perseroan, kinerja kuartal I/2018 Astra terdorong oleh kontribusi beberapa lini bisnis, yaitu segmen alat berat, dan pertambangan, konstruksi, dan energi dari United Tractors. Kendati demikian, peningkatan kontribusi dari segmen tersebut belum dapat mengompensasi penurunan pada sektor otomotif dan agribisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper