Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Kesehatan Rawan Profit Taking, Investor Cermati Dampak Co-Payment

Aksi ambil untuk atau profit taking membebani gerak saham sektor kesehatan yang tercermin lewat indeks IDX Health yang sebelumnya menanjak awal bulan.
Warga mencari informasi harga saham di Jakarta, Minggu (15/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi harga saham di Jakarta, Minggu (15/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi ambil untuk atau profit taking membebani gerak saham sektor kesehatan yang tercermin lewat indeks IDX Health. Adapun, indeks IDX Health sempat bullish pada awal bulan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDX Health terpantau terkoreksi 1,40% pada perdagangan pekan lalu. Sedangkan benchmark indeks harga saham gabungan (IHSG) terapresiasi 0,74% ke level 7.166,425.

Pekan lalu, sejumlah sektor di Bursa juga mencatatkan kinerja positif, kecuali sektor kesehatan dan consumer non-cyclicals. 

Kalangan analis menilai, pelemahan kinerja IDXHealth salah satunya disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan para investor di sektor ini. Berdasarkan data BEI, selepas mengalami koreksi terdalam pada 8 April 2025, kinerja sektor kesehatan perlahan-lahan sudah membaik. 

Puncaknya pada 4 Juni 2025 saat sektor ini terapresiasi hingga ke level 1.525,71. Setelah itu, kinerja indeks IDX Health mulai melemah. 

Pelemahan itu disebabkan oleh koreksi harga saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang anjlok semenjak menyentuh level tertingginya pada 4 Juni 2025 seharga Rp1.600 per lembar. Kini, saham Kalbe kembali menyusut ke level Rp1.530.

Selain itu, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) juga mengalami tren yang sama. Setelah menyentuh harga tertinggi sepanjang tahun berjalan 2025 di level Rp2.770 pada 3 Juni lalu, sahamnya merosot ke Rp2.430 pada pekan lalu.

”Setelah reli cukup tajam selama bulan Mei 2024, beberapa emiten healthcare menjadi target profit taking, terutama saham-saham seperti KLBF, SIDO, atau HEAL yang sempat overbought,” kata Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan, Senin (16/6/2025).

Di saat yang bersamaan, aksi ambil untung juga tidak disertai dengan aksi korporasi saham-saham anggota sektor kesehatan. Hal ini yang membuat aksi profit taking tidak membuat investor merugi dari berbagai aspek. 

Senada, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan juga menilai, koreksi yang terjadi pada sektor kesehatan lebih bersifat teknikal. Terlebih lagi, beragam isu mengenai kesehatan, seperti merebaknya virus Covid hingga sentimen naiknya kasus musiman menjadi penguat sektor saat itu.

”Karena itu, koreksi yang terjadi saat ini lebih bersifat teknikal, terlebih jika melihat bahwa valuasi emiten-emiten kesehatan sudah berada di atas rata-rata historisnya,” katanya saat dihubungi, Senin (16/6/2025). 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper