Bisnis.com, JAKARTA-Saham berkapitalisasi menengah menjadi incaran investor karena saham big caps sudah reli banyak sejak 2016.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menyampaikan, kondisi tersebut membuat pelaku pasar profit taking dan memindahkan investasinya ke aset lain.
"Namun, tidak menutup kemungkinan investor baru yang ingin berinvestasi di pasar modal memilih masuk ke midcaps. Pasalnya, ada beberapa saham yang sudah cukup undervalued dibandingkan big caps yang sudah meningkat pesat," paparnya.
Menurut Frederik, melemahnya saham big caps yang menekan IHSG bersifat sementara karena memang siklus investasi. Selama kinerja perusahaan masih terus meningkat, maka sahamnya berpotensi rebound ke depamnya.
Selain itu, pelaku pasar dapat berekspektasi pada beberapa saham lainya yang pernah mengalami penurunan seperti sektor tambang, atau emiten mid cap yang memang sudah mulai bertumbuh baik untuk mendorong IHSG.
"Intinya hanya waktu yang menjadi kunci dari pemulihan IHSG ini, karena secara internal, ekonomi Indonesia masih cukup baik dan bertumbuh," ujarnya.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, saham-saham berkapitalisasi menengah berpotensi bertumbuh baik dari sisi fundamental maupun teknikal. Sentimen ini ditopang kinerja emiten yang positif.
Di samping itu, pelaku pasar mempertimbangkan saham-saham yang memiliki valuasi murah dengan melihat Price to Earning Ratio (PER). Saham yang diincar rata-rata memiliki PER di bawah 15 kali.
"Sampai akhir 2018, saham-saham yang berpotensi naik yang memiliki PER menarik. Pada awal tahun misalnya, PER rata-rata saham tambang di bawah 15x," ujarnya.
Nafan menyarankan, pelaku pasar sebaiknya memperhatikan saham di tiga sektor, yakni pertambangan, finansial, dan industri dasar.
Sejumlah saham tambang pilihan beserta target harganya ialah PTBA Rp3.780, ADRO Rp3.080, INCO Rp4.110, ITMG Rp32.525. Di sektor industri dasar ada INKP dengan target Rp15.600.