Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Mata Uang Asia Lesu, Rupiah Melemah Lagi

Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (30/4/2018), sejalan dengan depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (30/4/2018), sejalan dengan depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS. Ini merupakan pelemahan dua hari berturut-turut jika dibandingkan dengan perdagangan Jumat pekan lalu yang juga melemah.

Rupiah pada perdagangan Senin ditutup melemah 0,14% atau 20 poin di Rp13.913 per dolar AS. Padahal mata uang garuda sempat rebound dan menguat hingga menyentuh level Rp13.870.

Rupiah rebound saat dibuka menguat dengan apresiasi 19 poin atau 0,14% di Rp13.874 per dolar AS, setelah berakhir melemah tipis 2 poin atau 0,01% di posisi 13.893 pada perdagangan Jumat (27/4).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.870 – Rp13.915 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Asia terpantau melemah sore ini, dipimpin yen Jepang sebesar 0,18%, diikuti rupiah. dan baht Thailand yang terdepresiasi 0,13% pada pukul 17.25 WIB. Di sisi lain, won Korea Selatan dan peso Filipina mampu terapresiasi, masing-masing sebesar 0,81% dan 0,32%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,15% atau 0,139 poin ke level 91,681 pada pukul 17.14 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun hanya 0,001 poin di level 91,541, setelah pada perdagangan Jumat (27/4) berakhir melandai 0,02% atau 0,019 poin di posisi 91,542.

Dolar diperdagangkan di kisaran level terkuatnya sejak Januari menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Rilis data perekonomian AS pada Jumat (27/4) menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,3% pada pada kuartal I/2018.

Meskipun lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 2,9%, raihan pada April lebih baik dari perkiraan para ekonom untuk pertumbuhan sebesar 2%.

“Dolar dapat naik lebih lanjut pekan ini, data ekonomi di Zona Euro dan Inggris sebagian besar mengecewakan sementara data ekonomi AS melampaui ekspektasi. Namun, dolar dapat ‘mengulangi polanya yang biasa’ dan tergelincir pascapertemuan Federal Reserve pekan ini,” ujar Joseph Capurso, seorang analis mata uang senior di Commonwealth Bank of Australia.

The Federal Reserve akan menggelar agenda rapat kebijakannya (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 1-2 Mei dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Selain rapat kebijakan The Fed, pasar mata uang juga akan menantikan rilis data pekerjaan (nonfarm payroll) AS pada Jumat (4/5/2018).

“Angka nonfarm payroll AS pekan ini akan sangat membantu untuk memperkuat tren jangka pendek dolar,” ujar Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia-Pasifik untuk Oanda dalam risetnya.

“Di sisi FOMC, [pertemuan kebijakan nanti] seharusnya berjalan relatif lancar layaknya sebagian besar pertemuan konferensi non-pers, namun pernyataan kebijakan yang menyertainya bisa memberi beberapa informasi,” tambah Innes seperti dikutip Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro