Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Diakuisisi ExxonMobil, Bagaimana Kontribusi Produsen Federal Oil Terhadap MPMX?

ExxonMobil, perusahaan energi asal AS, telah mengumumkan rencana mengakuisisi PT Federal Karyatama (FKT) yang merupakan anak usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX). Bagaimana kontribusi produsen Federal Oil ini terhadap MPMX?
Antangin dan Federal Oil bekerja sama dengan tim Federal Oil Gresini Moto2./motogp.com
Antangin dan Federal Oil bekerja sama dengan tim Federal Oil Gresini Moto2./motogp.com

Bisnis.com, JAKARTA -- ExxonMobil, perusahaan energi asal AS, telah mengumumkan rencana mengakuisisi PT Federal Karyatama (FKT) yang merupakan anak usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX). Bagaimana kontribusi produsen pelumas Federal Oil ini terhadap MPMX?

Berdasarkan laporan keuangan tahunan MPMX pada 2017 yang dikutip Bisnis, Senin (30/4/2018), FKT mencatatkan volume penjualan sebesar 61,3 juta liter. Jumlah ini turun 3,1% dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Namun, perseroan meyakini pertumbuhan pelumas sepeda motor matik dan mobil masih tercatat positif. Pemasaran Federal Oil, merek pelumas FKT, didukung oleh 28 distributor yang melayani 38 wilayah distribusi.

Selain itu, terdapat lebih dari 3.200 outlet khusus yang dilengkapi sarana perbengkelan Special Federal Oil Centers (SFOC) dan Federal Oil Centers (FOC) yang khusus menyediakan produk-produk Federal Oil. Di luar itu, MPMX menyatakan terdapat lebih dari 10.000 gerai independen di seluruh Indonesia.

Perseroan menuturkan anak usahanya itu siap menargetkan pertumbuhan di atas rata-rata industri untuk mempertahankan posisi di pasar pelumas sepeda motor dan meningkatkan daya tarik di pasar pelumas mobil penumpang. Volume penjualan juga diyakini bakal meningkat dengan memperkuat penjualan ke segmen Business-to-Business (B2B).

Secara keseluruhan, FKT menyasar pertumbuhan volume penjualan dua digit pada tahun ini. Saat ini, MPMX menguasai 100% saham FKT.

MPMX menyebutkan segmen bisnis aftermarket perusahaan, yang mencakup FKT dan PT Putra Mustika Prima (PMP), secara total mencatatkan pendapatan bersih sebesar lebih dari Rp2 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi 2,4% dibandingkan realisasi 2016 yang sekitar Rp1,95 triliun.

Realisasi pendapatan dua perusahaan itu berkontribusi 12,5% terhadap total pendapatan MPMX pada 2017. Namun, tidak disebutkan lebih detail mengenai kontribusi masing-masing perusahaan.

Sementara itu, laba bruto dari segmen tersebut meningkat 2,5% secara year-on-year (yoy) dari Rp616,29 miliar menjadi Rp631,72 miliar. Namun, segmen ini mengalami rugi usaha sebesar Rp284,37 miliar atau naik 3% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp276,06 miliar.

Adapun pendapatan MPMX pada 2017 tercatat senilai Rp16,08 triliun, turun 3,12% secara yoy dari sebelumnya Rp16,6 triliun. Namun, laba perseroan mengalami pertumbuhan.

Laba kotor naik 2,8% dari Rp1,78 triliun menjadi Rp1,83 triliun dan laba usaha meningkat 7,27% dari Rp742 miliar menjadi Rp796 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turut bertumbuh 6,37% dari Rp361 miliar menjadi Rp384 miliar.

Tetapi, aset MPMX terpangkas 34,73% dari Rp14,92 triliun menjadi Rp9,74 triliun. Sementara itu, liabilitas juga berkurang 44,86% dari Rp9,27 triliun menjadi Rp5,11 triliun.

Tahun lalu, MPMX telah mendivestasi kepemilikan sahamnya di dua perusahaan afiliasi. Pertama, anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (MPM Rent) melepas seluruh saham di PT FPG Insurance Indonesia, perusahaan asuransi umum di bawah Zuellig Group.

Meski transaksi dilakukan pada 16 Desember 2016, tapi pengesahan dokumen oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diterima pada 25 Januari 2017.

Kedua, pada 17 Mei 2017 MPMX menjual 20% sahamnya di PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPM Finance) kepada JACCS Co., Ltd., perusahaan pembiayaan asal Jepang. Jumlah saham itu setara dengan 244.895 saham biasa dan bernilai Rp453 miliar.

Sebelumnya, ExxonMobil telah mengumumkan bakal mengambil alih 100% saham FKT dari MPMX demi memperkuat pasar Asia Pasifik. Transaksi tersebut diharapkan dapat rampung setidaknya pada kuartal III/2018, tapi tidak disebutkan perkiraan dana yang dibutuhkan dalam aksi korporasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper