Bisnis.com, JAKARTA - Diimplementasikannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memangkas okupansi PT Prodia Widyahusada Tbk.
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. Dewi Muliaty mengatakan, sejak hadirnya BPJS Kesehatan pada 2014 lalu kunjungan dari pasien individual menurun. Namun dia enggan untuk menyebutkan persentase penurunan tersebut.
"Yang individual menurun memang karena faktor BPJS Kesehatan. Tapi kami tetap memiliki konsumen, ada segmen khusus untuk Prodia terutama kelas menengah ke atas," katanya di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Dia menambahkan, adanya fasilitas gratis untuk masyarakat tidak lantas memangkas keuntungan emiten berkode saham PRDA itu. Untuk pasien yang memiliki waktu luang, kata dia, biasanya memilih BPJS. Namun untuk pasien dengan waktu terbatas, tetap akan memilih layanan swasta.
Di sisi lain, kata Dewi, implementasi program JKN turut membawa dampak psikologi terhadap masyarakat, di mana kesadaran terhadap kesehatan meningkat cukup tajam. Alhasil, kunjungan Prodia juga meningkat.
"BPJS Kesehatan ada pengaruhnya ke kunjungan, tapi di sisi lain belanjanya pasien juga naik karena kesadaran yang meningkat itu," ujarnya.
Baca Juga
Dari data yang dipublikasikan perseroan, sepanjang tahun lalu jumlah pemeriksaan di klinik Prodia mencapai 15,1 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2,5 juta.
Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing 33,3% dan 32,1% kepada pendapatan perseroan. Kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 18,3% dan 16,2% terhadap pendapatan perseroan.