Bisnis.com, JAKARTA - Emiten consumer goods PT Sariguna Primatirta Tbk. membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp50,17 miliar pada 2017, tumbuh 27,78% dari posisi Rp39,26 miliar pada 2016.
Peningkatan laba bersebut didongkrak oleh naiknya penjualan bersih menjadi Rp614,67 miliar, tumbuh 17,31% dari posisi Rp523,93 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) gelas, mencatat pertumbuhan sebesar 23,05% dengan realisasi penjualan sebesar Rp152,84 miliar, air minum dalam kemasan botol, mencatat realisasi pertumbuhan sebesar 5,67% dengan total penjualan sebesar Rp206,87 miliar.
Selain itu, AMDK galon, dengan pertumbuhan sebesar 23,05% dan total penjualan sebesar Rp236,55 miliar serta segmen produk lain lain (biskuit) yang berhasil mencatat peningkatan mencapai 50,76% dengan realisasi penjualan sebesar Rp18,4 miliar.
Dalam laporan keuangan 2017, yang dirilis pada Sabtu (21/4/2018), manajemen mencatatkan industri AMDK di Indonesia sendiri merupakan salah satu industri yang menarik dengan nilai penjualan sebesar lebih dari 30 miliar liter per tahun seiring dengan pertumbuhan golongan menengah.
Manajemen menilai, AMDK telah lama dianggap sebagai salah satu faktor pendorong pergerakan ekonomi, dan angka-angkanya menunjukkan potensi yang menjanjikan. Sebab, lebih dari 255 juta penduduk dan lebih dari setengahnya berada di usia produktif.
Perusahaan menilai, kondisi tersebut akan menjadi tren positif dan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya angka pertumbuhan belanja, rata-rata pertumbuhan industri ritel FMCG dari tahun ke tahun.
Selain itu, proyeksi konsumsi domestik yang akan meningkat di 2018 meskipun di tahun 2018 terdapat banyak agenda politik berupa pemilihan umum. Apalagi, ditambah dengan fakta bahwa pertumbuhan yang positif ini juga semakin meluas ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa dan wilayah pedesaan yang mengalami lonjakan permintaan logistik yang efektif di wilayah-wilayah tersebut.
Dari sisi rasio keuangan seperti margin laba kotor dan laba bersih masing-masing senilai 36,04% dan 8,16% pada 2017, meningkat dari 2016 masing-masing dari posisi 30,22% dan 7,49%. Sementara itu, rasio laba bersih terhadap ekuitas pada 2017 senilai 16,84%.