Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT PP Properti Tbk. berencana untuk lebih banyak melakukan penjualan jumbo atau bulk sales kepada mitra pembeli tunggal untuk menopang kinerja penjualan tahun ini di tengah estimasi masih tertekannya penjualan properti akibat tahun politik.
Taufik Hidayat, Direktur Utama PP Properti, mengatakan bahwa pada tahun lalu strategi perseroan adalah membeli lahan sebanyak mungkin untuk mengamankan cadangan lahan perseroan bagi kebutuhan pengembangan beberapa tahun ke depan.
Kondisi ekonomi yang relatif masih melambat menyebabkan harga lahan tahun lalu masih relatif murah. Hal ini dimanfaatkan emiten dengan kode saham PPRO ini untuk sebanyak mungkin menampung lahan. PPRO banyak menarik dana dari pasar modal tahun lalu untuk kebutuhan ini.
Taufik mengatakan, tahun ini strategi perseroan berubah. PPRO tidak akan lagi agresif membeli lahan, tetapi hanya akan melunaskan sisa pembayaran dari lahan-lahan yang dibeli tahun lalu. Tahun ini, PPRO akan fokus pada mencari mitra strategis untuk pembelian properti perseroan secara besar.
Saat ini, PPRO sudah menandatangani nota kesepahaman atau Mou kepada empat mitra yang akan melakukan pembelian besar. Pembelian terbesar akan dilakukan oleh PT Arvada Investama dengan nilai Rp2,1 triliun.
Perusahaan tersebut akan membeli tiga menara apartemen yang dibangun PPRO, yakni Grand Shamaya Tower 2, Grand Dharmahusada Lagoon Tower 2, dan Grand Sungkono Lagoon Tower Hotel.
Baca Juga
“Ini akan kita closing akhir bulan ini, Rp2,1 triliun. Ini sudah MoU dan sudah negosiasi, kita lagi memfinalkan transaksi jual belinya,” katanya usai RUPST, Selasa (17/4/2018).
Selain itu, mitra lainnya yang cukup serius yakni Koperasi Karyawan & Pensiun PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atu Kopantam untuk proyek residensial sekitar 200 unit senilai Rp150 miliar di Tangerang Selatan. Menurutnya, penjualan kepada PT Arvada Investama dan Kopantam hampir pasti bisa dibukan sebagai capaian prapenjualan atau (marketing sales) dan pendapatan (top line) tahun ini.
Sementa itu, mitra lainnya yakni PT Dipa Karya Sejahtera untuk apartemen Begawan Tower 2 senilai Rp250 miliar, dan Koperasi Semandel Bisnis Nusantara untuk Ma-Zhoji Tower 1 senilai Rp250 miliar. Perseroan masih akan terus melakukan negosiasi kepada dua calon pembeli besar ini.
Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan bahwa perseroan tahun ini menargetkan markting sales perseroan tahun ini mencapai Rp3,8 triliun, tumbuh 27% dari capaian tahun lalu Rp3,01 triliun.
Dengan strategi kemitraan untuk penjualan besar, PPRO sudah bisa mengantongi minimal Rp2,5 triliun dari target tahun ini. PPRO sendiri menargetkan bisa mencapai marketing sales Rp3 triliun dari bulk sales ini.
Dengan demikian, perseroan mengantisipasi pemasaran kepada pembeli ritel yang relatif lebih terbatas tahun ini. Namun, tuturnya, PPRO penjualan kepada pembeli ritel tetap sangat penting sebab dengan begitu proyek dan reputasi perseroan bisa lebih cepat dikenal luas masyarakat.
“Syukur-syukur kalau ritel juga bisa meningkat tahun ini sehingga menopang penjualan secara keseluruhan. Namun, kalau hanya mengandalkan ritel dan tidak ada langkah strategis seperti ini akan berat,” katanya.
Adapun, pada kuartal pertama tahun ini, perseroan sudah mengantongi marketing sales Rp703 miliar, lebih tinggi dari target awal Rp663 miliar. Realisasi ini meningkat 9,33% dibandingkan realisasi pada kuartal pertama tahun lalu Rp643 miliar.