Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Berjangka Jakarta atau BBJ mencatatkan pertumbuhan transaksi Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK) sebanyak 5 juta lot pada kuartal I/2018.
Berdasarkan data BBJ, pada kuartal I/2018, pertumbuhan PBK tercatat mencapai 369.009 lot pada periode Januari—Maret 2018 untuk tranksi multilateral dan sebanyak 4,77 juta lot untuk transaksi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) atau bilateral yang digabungkan dengan data transaksi single stock.
Secara keseluruhan, pada kuartal I/2018, transaksi PBK di BBJ telah mencapai 5,14 juta lot.
Pada transaksi multilateral, kopi robusta menjadi produk unggulan yang berkontribusi paling besar dengan jumlah transaksi mencapai 114.960 lot pada periode 3 bulan pertama di tahun Anjing Tanah ini.
Selanjutnya, disusul oleh emas berjangka 250 gram dengan jumlah 78.684 lot dan emas berjangka 100 gram mencapai 53.773 lot.
Adapun pada transasi SPA, Paulus menerangkan bahwa Loco London menjadi produk yang paling banyak diminati oleh investor dengan jumlah transaksi mencapai 857.120 lot pada kuartal satu.
Baca Juga
Forex dan index turut memberi kontribusi yang cukup besar, masing—masing mencapai 228.761 lot dan 136.664 lot. Adapun pada transaksi bilateral ini turut tercatat transaksi single stock sebesar 3,54 juta lot.
“Angka itu menunjukkan pada kuartal satu tahun ini, pertumbuhan transaksi di BBJ naik 49,26% dibandingkan kuartal satu pada tahun lalu,” papar Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang dalam acara konferensi pers PT Real Time Futures di Jakarta, Jumat (13/4/2018).
“Periode Maret mengalami pertumbuhan 16,8% dari periode Februari 2018. Target kami, pada April akan mencapai pertumbuhan 20% dibandingkan periode Maret,” lanjutnya.
Sebelumnya, pada 2017 volume transaksi pada perdagangan multilateral mengalami kenaikan hingga 23,57% menjadi 1.090.782 lot dari 882.755 lot yang dicapai pada 2016. Angka ini lebih tinggi dari target internal sebesar 1.010.000 lot.
Sementara itu, perdagangan SPA atau bilateral mengalami penurunan 9% menjadi 4.400.000 lot dari tahun sebelumnya sebesar 4.800.000 lot.
Paulus menambahkan, targetnya sepanjang 2018, tercapai transaksi per hari mencapai 19.000 lot dengan target minimal untuk over the counter (OTC) mencapai 5 juta lot per tahun.
Sementara itu, di luar OTC yaitu kontrak single stock dinilainya juga memiliki prospek yang bagus seiring dengan meningkatnya minat investor dari Hongkong, China, Singapura, Kamboja, Vietnam, hingga Myanmar.