Bisnis.com, JAKARTA— Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Indonesia Kendaraan Terminal, membidik sejumlah investor strategis dalam rencana penawaran umum perdana saham pertengahan tahun ini.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Chiefy Adi Kusmargono mengungkapkan akan membidik mitra strategis selain dana segar dalam rencana penawaran umum perdana saham (IPO) semester I/2018. Saat ini, perseroan tengah melakukan non-deal roadshow di dalam maupun di luar negeri.
Adi mengatakan roadshow tersebut dilakukan ke beberapa negara seperti Thailand, Singapura, hingga Inggris. Selain itu, beberapa perusahaan nasional tengah didekati entitas anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
“Kami membutuhkan tidak semata-mata uang dalam IPO tetapi mitra strategis yang mengerti anatomi bisnis IKT,” ujarnya di Jakarta, Rabu (11/4).
Kendati belum membeberkan identitas, dia menyebut calon investor strategis berasal dari sektor bisnis logistik, truck carrier, terminal operator, dan shipping line. Diharapkan, langkah tersebut dapat mendorong pengembangan bisnis perseroan ke depan.
“IKT akan mengajak terminal lain di Indonesia untuk mengoperasikan barang sehingga volume masuk akan lebih besar,” imbuhnya
Baca Juga
Adi mengatakan saat ini perseroan telah mendapatkan surat keputusan dari Komite IPO Kementerian BUMN. Nantinya, restu tersebut akan menjadi bahan pertimbangan Menteri BUMN untuk memberikan izin IPO kepada IKT.
Sementara itu, sambungnya, proses persiapan kini tengah memasuki registrasi tahap pertama di Otoritas Jasa Keuangan. Diharapkan, proses pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilakukan pada akhir semester I/2018.
IKT akan melepas 30% kepemilikan saham melalui aksi tersebut. Target dana yang dihimpun melalui IPO Rp1 triliun.
Perseroan juga telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT RHB Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai join lead underwriter.
Direktur Keuangan & SDM Indonesia Kendaraan Terminal Sugeng Mulyadi mengklaim pertumbuhan CAGR laba bersih dan pendapatan perseroan sebesar 30% dalam tiga tahun terakhir. Dengan masuknya dana IPO tahun ini, pihaknya optimistis kinerja akan lebih baik.
Secara detail, dia menjelaskan bahwa dana yang didapat melalui IPO akan digunakan untuk keperluan investasi infrastruktur. Perseroan akan menambah aset melalui kucuran dana yang didapat.
“Kami mengincar pembukaan terminal baru di dalam dan luar negeri,” jelasnya.
Di sisi lain, Sugeng menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan perseroan akan memberikan jalan untuk investor masuk melalui skema private placement. Namun, opsi tersebut akan ditempuh setelah perseroan mengeksekusi pencatatan saham perdana.