Bisnis.com, JAKARTA - Setelah merugi pada, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. akhirnya berhasil mencatatkan laba pada tahun lalu. Perusahaan tersebut mencatatkan laba usaha hingga Rp45,38 miliar.
Padahal, berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, Rabu (28/3/2018), emiten berkode saham PADI tersebut pada 2016 mencatatkan rugi yang cukup tinggi yakni mencapai Rp13,35 miliar.
Catatan laba ini disebabkan oleh pendapatan kegiatan perantara perdagangan efek yang meningkat cukup tajam. Pada tahun lalu, pendapatan perseroan dari sektor ini mencapai Rp67,88 miliar, sedangkan pada 2016 hanya Rp3,82 miliar.
Pendapatan yang bersumber dari kegiatan penjaminan emisi efek juga meningkat yakni sebesar 66,16% dari Rp1,78 juta pada 2016 menjadi Rp2,96 juta, serta pendapatan dividen dan bunga bersih naik 10,4% dari Rp4,11 miliar menjadi Rp4,54 miliar.
Alhasil, total pendapatan usaha PADI pada tahun lalu mencapai Rp72,48 miliar, naik cukup drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya senilai Rp7,94 miliar. Adapun laba bersih tahun berjalan tercatat senilai Rp50,71 miliar.
Jumlah aset perusahaan sekuritas tersebut juga meningkat, di mana per akhir tahun lalu mencapai Rp507,91 miliar, naik sebesar 7,63% dibandingkan nilai aset per akhir 2016 yang tercatat senilai Rp471,88 miliar.
Baca Juga
Pada 2017, TRAC menyumbang 40% dari total pendapatan usaha perseroan. Pendapatan perseroan turun dari RP6,5 triliun pada 2016 menjadi Rp5,56 triliun pada 2017 akibat berkurangnya armada TRAC.
Namun, tahun ini perseroan mengestimasikan pendapatan mencapai Rp7,09 triliun, lalu Rp8,15 triliun pada 2019 dan Rp9,32 triliun pada 2020.
Meskipun pendapatan turun, tetapi laba bersih bersoan meningkat tajam seiring kemampuan perseroan untuk mengefektifkan biaya-biaya. Laba bersih 2017 tercatat senilai Rp201 miliar, meningkat dua kali lipat atau 100% dibandingkan 2016 Rp100 miliar. Pada tahun ini, laba bersih ditargetkan Rp276 miliar, lalu Rp376 miliar pada 2019 dan Rp501 pada 2020.
Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal Rp1,81 triliun, meningkat dibandingkan Rp1,17 triliun tahun lalu. Mayoritas belanja modal adalah untuk penambahan armada TRAC. Pada 2019, target belanja modal menjadi Rp2,08 triliun dan pada 2020 Rp1,87 triliun.