Bisnis.com, JAKARTA— Kerugian PT Indofarma (Persero) Tbk. melebar 166,58% secara year on year pada 2017.
Berdasarkan laporan keuangan 2017, yang dipublikasikan, Rabu (28/3), emiten pelat merah berkode saham INAF itu mengantongi pendapatan Rp1,63 triliun. Tercatat, jumlah tersebut terkikis dari periode sebelumnya Rp1,67 triliun.
Tercatat, beban penjualan INAF naik dari Rp1,33 triliun pada 2016 menjadi Rp1,34 triliun pada 2017. Rugi sebelum pajak korporasi pelat merah itu membengkak dari periode sebelumnya Rp18,80 miliar menjadi Rp56,81 miliar pada tahun lalu.
Dengan demikian, rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan naik tajam 166,58% secara year on year. Kerugian INAF tumbuh dari Rp17,36 miliar pada 2016 menjadi Rp46,28 miliar pada 2017.
Di sisi lain, INAF tercatat memiliki liabilitas jangka pendek Rp892,28 miliar pada 2017. Sementara itu, liabilitas jangka panjang berada di posisi Rp1,00 triliun.
Total aset yang dimiliki INAF tercatat naik 10,14% secara year on year. Perseroan memiliki aset Rp1,52 triliun per 31 Desember 2017.
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wahyu Kuncoro sebelumnya mengatakan saat ini perseroan masih fokus melakukan pembenahan internal serta pengembangan produk non-generik dan herbal.
Alokasi belanja modal atau capital expenditure pada 2018 senilai RP165 miliar akan digunakan untuk sejumlah keperluan seperti pembelian mesin, pengembangan sistem informasi, serta investasi gedung anak usaha.