Bisnis.com, JAKARTA – Efek pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penerapan tarif impor baja dan aluminium mendorong penguatan harga logam mulia.
Pada perdagangan Senin (5/3/2018) pukul 09.50 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 menguat 4,1 poin atau 0,31% menjadi US$1.327,50 per troy ounce setelah ditutup naik pada perdagangan sebelumnya di level US$1.22,75 per troy ounce. Secara year to date (ytd), harga tumbuh 1,78%.
Adapun, harga emas spot naik 3,90 poin atau 0,29% menjadi US$1.327,30 per troy ounce setelah ditutup menguat di US$1.323,40 per troy ounce pada perdagangan sebelumnya.
Harga emas terpantau menguat sejak Trump mengumumkan rencana penerapan tarif impor baja sebesar 25% dan aluminium sebanyak 10%.
Pelaku pasar langsung bereaksi dengan adanya lompatan yang cukup tinggi dari level terendah di US$1.305 per troy ounce pada Kamis (1/3) menjadi US$1.323,40 per troy ounce pada Jumat (2/3/2018).
Kepala Koordinator Riset Rifan Financindo Berjangka Muhammad Barkah menuturkan, harga emas cenderung melemah secara terbatas menjelang kenaikan suku bunga The Fed yang diproyeksikan akan dilakukan sebanyak 3 atau 4 kali pada tahun ini.
“Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang berkelanjutan bisa saja menekan harga emas untuk jatuh hingga ke level US$1.285,80 per troy ounce,” kata Barkah kepada Bisnis, Senin (5/3/2018).
Kendati demikian, Barkah mengatakan, pelemahan emas tidak akan terjadi secara masif karena faktor geopolitik dan ekonomi di AS terkait pernyataan Trump.