Bisnis.com, JAKARTA – Produksi emas dari Australia, produsen terbesar kedua di dunia setelah China, diperkirakan meningkat mencapai rekor pada tahun ini lantaran beroperasinya arus proyek baru.
Hal tersebut dikabarkan berdasarkan informasi dari konsultan pertambangan Australia Surbiton Associates pada Minggu (4/3/2018). Berdasarkan data yang dilaporkan, penambang Australia yang dikenal memiliki biaya terendah di seluruh dunia ini telah menikmati margin yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir ditengarai oleh output yang meningkat.
“Produksi pada 2017 naik 3 ton dari tahun sebelumnya menjadi 301 ton, atau sekitar 9,7 juta ounces,” papar Surbiton dalam laporannya, seperti dilansir Reuters, Minggu (4/3/2018).
Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak 1999. Peningkatan tersebut disinyalir terjadi lantaran berjalannya beberapa operasi baru. Produksi pada kuartal yang berakhir pada Desember 2017 tercatat mencapai 80 ton, naik 6 ton dari kuartal sebelumnya.
“Mengingat jumlah proyek mulai beroperasi pada 2018 dan dengan beberapa antisipasi penutupan, bahkan tidak mengherankan jika melihat 20 ton produksi menambah output tahun lalu,” kata Sandra Close, Direktur Surbiton.
Close menuturkan, ekspektasi meningkatnya proyek yang akan beroperasi pada 2018 menunjukkan adanya produksi emas yang terus meningkat, bahkan akan menjadi rekor sejak 21 tahun yang lalu.
Baca Juga
“Ini menunjukkan bahwa produksi emas tahunan sepanjang masa Australia. 314 ton yang tercatat pada tahun 1997 mungkin terlampaui,” katanya.
Tambang yang meningkatkan produksi di Australia meliputi Lembah Cadia Newcrest, Tropicana, sebuah perusahaan patungan oleh AngloGold dan Independence Group, dan Super Pit, perusahaan patungan antara Newmont Mining dan Barrick Gold Corp.