Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Nigeria mengalami rebound menjadi 0,8% pada 2017, disokong oleh sektor minyak.
Berdasarkan data Biro Statistik Nigeria yang dirilis pada Selasa (27/2/2018), produk domestik bruto (PDB) di negara produsen minyak mentah terbesar di Afrika tersebut meningkat 0,8%, kontras dari kondisi kontraksi ekonomi sebesar 1,6% pada tahun 2016.
“Perekonomian tumbuh 1,9% di 3 bulan hingga Desember dari tahun sebelumnya. Itu adalah ekspansi kuartalan tercepat dalam 2 tahun,” paparnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Sektor minyak tumbuh 4,8% pada tahun lalu [2017] setelah menyusut 14,5% pada 2016,” lanjutnya, tanpa menjelaskan detail tingkat produksi.
Sektor minyak tercatat berkontribusi sebanyak 8,7% terhadap PDB Nigeria dan merupakan pendapatan ekspor terbesar di samping sektor non—migas yang berkembang 0,5%.
Sementara itu, The International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pemulihan akan terus berjalan hingga tahun ini dengan pertumbuhan mencapai 2,1% seiring dengan rebound minyak mentah yang berkelanjutan.
Baca Juga
Untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi, Presiden Muhammadu Buhari mengajukan kenaikan belanja sebesar 16% pada tahun ini menjadi 8,6 triliun naira (US$24 miliar) dengan tetap meningkatkan sisi investasi, pelabuhan, dan listrik.
Dilansir dari Bisnis.com, kondisi ekonomi Nigeria yang berkembang tersebut menarik para pengusaha Indonesia untuk mengekspansi bisnisnya ke negara penghasil minyak tersebut.
Menurut data Kementerian Perdagangan, hingga Oktober 2017 nilai ekspor non—minyak dan gas bumi Indonesia ke Nigeria tercatat naik 134 juta dolar AS atau setidaknya sekitar 20,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.