Bisnis.com, JAKARTA – Harga bijih besi diprediksi akan terus bergerak ke level di atas US$80 per ton dalam waktu dekat seiring dengan tingginya permintaan bahan baku baja berkualitas tinggi.
Citigroup Inc., sebuah bank investment yang berbasis di Amerika mengatakan bahwa sementara harga bijih besi dapat terus naik hingga US$80 per ton dalam waktu dekat di tengah informasi penerapan pembatasan kapasitas baja lebih lanjut hingga November di Tangshan, pusat baja utama.
Menurut seorang pejabat di Tangshan yang dilansir dari Bloomberg, penerapan tersebut akan berlangsung dari 16 Maret—14 November 2018 dan akan menghemat kapasitas baja sebesar 9,875 juta ton.
Baca Juga
Di samping dilakukan pengurangan output baja, permintaan bijih besi berkualitas rendah berkurang secara keseluruhan. Hal itu mendorong naiknya harga baja dan meningkatkan margin pabrik, memungkinkan mereka untuk menghasilkan input yang lebih mahal, termasuk bijih besi.
“Bijih besi bahkan bisa menjadi yang terbaik untuk kuartal kedua jika langkah pengetatan likuiditas besar terjadi, atau jika permintaan baja pengguna akhir terbukti jauh lebih lemah dari perkiraan,” kata bank tersebut dalam sebuah catatan.