Bisnis.com, JAKARTA-Calon emiten pertambangan PT Borneo Olah Sarana Sukses secara resmi akan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan mencatatkan 1,4 miliar lembar saham.
Dalam keterbukaan informasi, Rabu (14/2/2018), BEI melalui surat nomor S-00887/BEI.PP3/02-2018 tanggal 12 Februari 2018 telah menyetujui pencatatan efek PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
Jumlah saham yang akan dicatatkan mencapai 1,4 miliar. Pembagian saham tersebut terdiri dari saham pendiri sejumlah 1 miliar lembar dan penawaran umum 400 juta lembar.
Nilai nominal saham ialah Rp100, sedangkan harga penawaran ditetapkan Rp400 per saham. Kode perdagangan saham perseroan adalah BOSS.
“Papan pencatatan saham dilakukan di papan pengembangan,” tutur Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Goklas Tambunan.
Pekan lalu, manajemen BOSS dalam publikasinya di harian Bisnis Indonesia menyampaikan, perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 400 juta lembar dengan nominal Rp100. Volume itu mewakili 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Baca Juga
Harga penawaran ialah Rp400. Adapun, jumlah penawaran umum perdana saham atau IPO secara keseluruhan sebesar Rp160 miliar.
“Harga penawaran saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi perseroan dengan penjamin pelaksana emisi efek dalam masa penawaran awal (bookbuilding),” papar manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (8/2/2018).
Dalam masa bookbuilding, perseroan menawarkan harga di kisaran Rp350—Rp600. Dengan berbagai pertimbangan, harga penawaran ditetapkan senilai Rp400.
Setidaknya ada 10 faktor yang menjadi dasar penetapan harga penawaran. Faktor-faktor tersebut a.l. kondisi pasar saat bookbuilding dilakukan, permintaan calon investor, permintaan dari Quality Institusional Buyer (QIB), dan kinerja keuangan perseroan.
Selanjutnya, data dan informasi mengenai perseroan, penilaian terhadap operasional dan prospek pendapatan mendatang, status perkembangan terakhir perusahaan, faktor penilaian pasar dan usaha sejenis, penilaian berdasarkan rasio P/E, serta pertimbangan kinerja saham di pasar sekunder.