Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengembang kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. optimistis tahun ini dapat membukukan marketing sales lahan industri yang lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, target antara 35 hektare hingga 45 hektare.
Sandy Budiman, Investor Relation Bekasi Fajar Industrial Estate, mengatakan tahun lalu perseroan menargetkan marketing sales lahan industri antara 30 hektare (ha) hingga 40 ha. Namun, hingga akhir tahun, emiten dengan kode saham BEST ini berhasil membukukan prapenjualan hingga 42 ha, lebih tinggi dari target.
Tahun ini, perseroan memutuskan menaikkan rentang target tersebut karena percaya permintaan terhadap kawasan industri akan lebih baik tahun ini. Perseroan mencatat ada sedikitnya 76,5 ha inquiries atau pernyataan minat baru dari sejumlah pelanggan, baik dari perusahaan domestik maupun asing.
“Dari laporan BKPM, foreign direct investment itu targetnya Rp793 triliun. Kalau melihat laporan BKPM, dari 2012 hingga 2017 tren FDI kita terus naik. Jadi, walaupun akan menghadapi tahun politik, kami masih confidence,” katanya, Jumat (9/2/2018).
Sandy mengatakan, dengan target marketing sales tersebut, perseroan mengestimasikan secara nilai akan mencapai Rp1 triliun, kurang lebih sama dengan capaian marketing sales tahun lalu.
“Mungkin pricing akan naik sedikit. Tahun lalu antara Rp26 juta sampai Rp3 juta, tetapi untuk 2018 ini antara Rp2,6 juta sampai Rp3,2 juta. Semakin banyak belinya, kita kasih diskon. Lokasi lahan yang dibeli juga berpengaruh pada harga,” katanya.
Sandy mengatakan, perseroan optimistis terhadap masa depan bisnis kawasan industri. Apalagi, kawasan industri perseroan, yakni MM2100 di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, memiliki lokasi yang strategis dengan akses langsung pada sejumlah proyek infrastruktur strategis.
Ada tiga tol baru yang bersinggungan dengan kawasan industri perseroan, yakni tol JORR Cimanggis-Cibitung, Jakarta-Cikampek II dan Jakarta-Cikampek Elevated.